Praktisi Homeschooling Bagi Tips Dampingi Anak Belajar di Rumah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi orang tua atau ibu menemani anaknya belajar. shutterstock.com

Ilustrasi orang tua atau ibu menemani anaknya belajar. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sejak 16 Maret 2020 hingga 30 Maret 2020 sejumlah wilayah di antaranya DKI Jakarta, Banten, Bekasi, Bandung dan Jawa Tengah memutuskan sekolah libur dan anak belajar dari rumah. Keputusan itu diambil untuk menekan penyebaran virus corona baru atau COVID-19 yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sebagai darurat bencana.

Sejumlah orang tua merasa lega karena bisa menjaga sekaligus mengawasi anak-anak di dalam rumah. Namun tak sedikit pula yang bingung seperti apa model belajar di rumah agar bisa efektif.

Praktisi homeschooling atau HS Ira Puspitasari mengatakan hal pertama yang perlu dipahami ialah konsep belajar di rumah di tiap keluarga berbeda-beda, sesuai dengan pilihan keluarga masing-masing. 

"Langkah awal saya lakukan ketika memulai HS bersama anak-anak adalah menanamkan konsep belajar di mana saja, kapan saja dan bersama siapa saja. Jadi kata belajar itu bukan mengacu ke sebuah bangunan atau institusi, tapi lebih ke mempelajari sesuatu yang lebih praktikal di keseharian kita," kata Ira saat dihubungi Tempo.co melalui Whatsapp pada Senin, 16 Maret 2020.

Ibu dua anak ini juga mencontohkan misalnya belajar berhitung uang, karena itu yang sehari-hari dilakukan saat bertransaksi. Belajar berhitung tidak harus datang ke tempat les atau sekolah dengan buku dan latihan soal tapi langsung ke warung atau minimarket terdekat. 

"Ketika harus membeli barang, tahu nilai dari harga barang, bisa membeli dengan uang pecahan dan bisa menghitung kembalian. Konsep seperti ini yang paling cepat dipahami dan dimengerti," tutur Ira.

Menurut wanita berusia 41 tahun ini ada perbedaan mendasar antara belajar di rumah dan sekolah. Seperti sarana di rumah pasti berbeda dengan di sekolah yang menggunakan bangku, meja, dan ruangan khusus. Sementara di rumah menggunakan sarana yang nyata dalam keseharian, langsung praktik. Komunikasi yang digunakan di sekolah menggunakan bahasa atau komunikasi formal sedangkan di rumah lebih santai sehingga pendekatan proses belajar juga berbeda.

Fungsi orang tua dalam homeschooling sebagai fasilitator, motivator, pemantik ide belajar. "Jadi di HS orang tua lebih sebagai kepala sekolah, sedangkan sumber ilmu bisa dari berbagai sumber (buku, internet, kenyataan sehari). Di sekolah guru sebagai tenaga ahli mengajarkan atau sumber ilmu belajar," jelas Ira.

Tips belajar ala HS ini bisa diadopsi bagi orang tua yang sedang kebingungan menentukan konsep belajar di rumah agar bisa tetap menyenangkan. Tentunya dengan penyesuaian dengan kondisi yang sedang dialami saat wabah virus corona saat ini. 

"Setiap keluarga pasti punya tujuan pendidikan secara intelektual, mental dan spiritual yang ingin dibangun untuk menghadapi masa depan yang penuh harapan. Begitu juga dengan sistem persekolahan formal sama-sama mengantar anak untuk mencapai tujuan pendidikan," ungkap Ira.

EKA WAHU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."