Mari Elka Pangestu Punya Cita-cita yang Ditentang Sang Ayah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Menparekraf Mari Elka Pangestu. ANTARA/Wahyu Putro A

Menparekraf Mari Elka Pangestu. ANTARA/Wahyu Putro A

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Mari Elka Pangestu menceritakan jejak kariernya di hadapan mahasiswa, dosen, dan para pengurus Yayasan Prasetiya Mulya pada Kamis, 6 Februari 2010. Ketua Senat Universitas Prasetiya Mulya itu mengungkapkan mimpinya bekerja di Bank Dunia setelah menempuh pendidikan doktoral di University of California, Davis, Amerika Serikat, pada 1986.

Bank Dunia, kata dia, adalah tempat yang tepat untuk menimba ilmu lebih dalam tentang pembangunan ekonomi. Lembaga yang kini beranggotakan 189 negara tersebut berfokus mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan membangun negara yang sedang berkembang. Namun ayahnya, Pang Lay Kim, menolak keinginan Mari.

Pang Lay Kim ingin Mari Elka Pangestu pulang. Dia merasa ilmu Mari semestinya tidak dipakai untuk membantu negara berkembang lain, tapi berkontribusi membangun negaranya. Tiga dekade setelah penolakan tersebut, Presiden Bank Dunia David Malpass menunjuknya sebagai Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan.

Mari Pangestu. TEMPO/Aditia Noviansyah

Mari Elka Pangestu tidak akan mendapatkan posisi itu jika dulu jadi melamar ke Bank Dunia. Hanya orang yang direkomendasikan kepala negara yang bisa menduduki jabatan tersebut, setelah melalui seleksi oleh Bank Dunia.

"Kalau ayah saya masih hidup, dia akan geleng-geleng kepala karena anaknya sampai juga ke Bank Dunia dalam posisi yang, mudah-mudahan, bisa memberi perubahan dalam isu pembangunan," ucap Mari dalam pidato pelepasannya di Universitas Prasetiya Mulya itu.

Presiden Joko Widodo merekomendasikan nama Mari Elka Pangestu kepada David Malpass pada Oktober 2019. Menurut Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Jokowi menyorongkan nama Mari karena memiliki kemampuan khusus di bidang ekonomi. Jokowi juga menilai Mari punya kualifikasi sesuai dengan standar internasional.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu saat berfoto di balik panggung Arjuga Galau di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta (15/9). Menteri Mari Elka juga mengambil bagian dalam pagelaran ini. Istimewa

Mari Elka Pangestu yang pernah menjabat Menteri Perdagangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, itu antara lain menjadi perwakilan pemerintah Indonesia di organisasi internasional, seperti Institut Riset Ekonomi untuk ASEAN dan Asia Timur (ERIA), Institut Riset Kebijakan Pangan Internasional (IFPRI) sebagai ketua dewan pengurus, serta Belt and Road Forum selaku penasihat.

Setelah Jokowi memberikan rekomendasi, Luhut membawa Mari Elka Pangestu dalam pertemuan Bank Dunia di Washington, DC. Malpass mengajak Mari berbicara. Ia ditanyai perihal isu pembangunan serta pengalamannya sebagai menteri dan pengguna jasa Bank Dunia. "Saya anggap itu perkenalan saja, tapi akhirnya berlanjut," ucapnya.

Mari kemudian menjalani proses penyaringan oleh Bank Dunia, termasuk wawancara. David Malpass mengumumkan penunjukan Mari Elka Pangestu sebagai pejabat baru pada 9 Januari 2020. Dia aktif bekerja mulai 1 Maret 2020.

NUR ALFIYAH | FRANSISCA CHRISTY ROSANA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."