Tes DNA Bisa untuk Cegah Penyakit hingga Diet, Berapa Biayanya?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mila Novita

google-image
Ilustrasi DNA (Pixabay.com)

Ilustrasi DNA (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tes deoxyribonucleaic acid  atau DNA popular untuk mengetahui jejak keturunan atau mengetahui mengidentifikasi korban tindak kriminal yang tidak memiliki identitas. Sebenarnya, ada banyak fungsi lain tes DNA, misalnya untuk menelusuri jejak profil kesehatan seseorang, risiko kesehatan, perbaikan gaya hidup, bahkan untuk merawat kecantikan. 

Product Marketing Manager PT Cordlife Persada--sebagai salah satu layanan tes DNA di Indonesia--Talitha A. Prameswari menuturkan prosedurnya sederhana, hanya membutuhkan air liur. Lalu, air liur tersebut akan dikirim ke laboratorium di Jepang.

“Hasilnya keluar versi digital lewat email. Untuk waktunya sekitar satu bulan," ujar di kawasan Penjaringan, Jumat, 28 Februari 2020.

Talitha mengatakan, harga yang ditawarkan beragam tergantung pada jenis tes yang dilakukan. Untuk tes genetik menyeluruh misalnya, harga yang ditawarkan untuk satu kali pemeriksaan ini, Rp8 juta.

Melalui tes ini, bisa terdeteksi hingga lebih dari 360 panel penyakit melalui pemeriksaan dari lebih dari 1.400 gen. Kita bisa dapatkan panel skin, diet, sport.

“Total ada 360 panel penyakit yang dicek ada 1.400 gen. Jadi bisa liat potensi penyakit, karakteristik tubuh, keterkaitan dengan gaya hidup misalnya kopi dan susu," kata Talitha.

Dia mengatakan, bagi yang merasa tertarik untuk mengetahui pola diet yang tepat sesuai kondisi tubuh, bisa memanfaatkan tes genetic diet.

Melalui tes ini, pengguna bisa mendapatkan mencari informasi kebutuhan akan nutrisi dan diet. Ada tiga gen yang dianalisis terkait dengan obesitas dan penambahan berat badan.

"Hasil ini akan mendukung program gaya hidup sehat yang dilakukan dalam keseharian dan menyesuaikan dengan tipikal metabolisme tubuh," kata dia.

Sementara bagi yang ingin memelihara kecantikan, bisa melakukan tes genetis yang melibatkan tiga gen terkait dengan proses penuaan kulit yaitu UV & proses oksidasi dari sel kulit.

Tes ini memberikan gambaran bagaimana kulit terpengaruh oleh sinar ultraviolet ataupun kemampuan untuk mengeliminasi oksigen aktif (antioksidan) dan memberikan informasi mengenai proteksi kulit optimum dan regimen kecantikan.

Selain itu, ada juga uji genetis untuk kebutuhan terkait olahraga dengan menganalisis satu gen yang terkait dengan perkembangan otot.

Tes ini, menurut Talitha memberikan gambaran tips dan saran terkait olahraga dan memprediksi tipe olahraga yang sesuai. Dengan mengetahui tipe genetik otot, maka seseorang dapat menentukan apakah dirinya lebih baik memilih olahraga yang berfokus pada kekuatan atau ketahanan.

Berbeda dari harga tes sebelumnya, harga untuk masing-masing tiga tes ini yakni Rp 2,5 juta.

Dalam kesempatan itu, presenter Fanny Ghassani mengaku pernah mencoba pengujian DNA dan mendapati hasil dirinya mengalami intoleransi susu sapi.

"Aku ternyata intoleransi susu dan kopi. Selama ini aku pikir enggak bisa, enggak suka. Saat nyoba minum kopi, merasa deg-degan. Ternyata tubuh aku enggak bisa, ada semacam kecemasan. Selama ini aku nebak-nebak, mungkin asam lambung atau lainnya. DNA aku emang enggak biasa," kata dia.

Dokter spesialis kedokteran olahraga dari klinik Medifit Monica Surjanto, menuturkan, saat potensi risiko seseorang mengalami suatu jenis penyakit diketahui, maka dia bisa mengupayakan tindakan preventif yang dibutuhkan.

"Melakukan perubahan gaya hidup seperti pola diet yang dibutuhkan untuk mendukung kesehatan dan meminimalisir potensi resiko penyakit yang mungkin timbul di kemudian hari," tutur dia.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."