Kiat Mengggunakan Toilet Umum, Menyiram hingga Mencuci Tangan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi toilet duduk. victoriaplum.com

Ilustrasi toilet duduk. victoriaplum.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Saat berada di luar rumah, kita kerap menggunakan toilet umum untuk buang air kecil atau buang air besar. Tentu, kebersihannya menjadi perhatian mengingat area tersebut dimanfaatkan oleh beragam orang. Salah satu antisipasinya, beberapa di antara kita membawa kertas dudukan toilet untuk melapisi bokong dari risiko kuman dan bakteri. Namun, para ahli berpendapat bahwa kertas penutup dudukan toilet itu sebenarnya tidak efektif melindungi Anda dari kuman.

Alasannya, kertas penutup dudukan toilet dapat menyerap, sedangkan bakteri dan virus bersifat mikroskopis sehingga mereka dapat dengan mudah menembus kertas itu. Tapi jangan terlalu khawatir.

Peneliti kesehatan masyarakat Kelly Reynolds mengatakan kepada USA Today, meskipun kemungkinan kulit Anda bersentuhan langsung dengan kuman, risiko tertular infeksi dari toilet sebenarnya kecil kemungkinannya. Kecuali Anda memiliki luka terbuka di area intim, itu akan meningkatkan risiko.

Lalu bagaimana menghindari bakteri penyebab penyakit di toilet umum? Kuman berpeluang lebih besar menyebar ketika Anda menyiram toilet setelah digunakan. Saat itu kotoran yang tak terlihat bisa terlempar dan beterbangan, fenomena itu dikenal dengan toilet plume. Ini juga bisa terjadi ketika Anda jongkok di toilet dan menyebabkan percikan air ke mana-mana.

Reynolds mengatakan bahwa serpihan kotoran itu bisa menempel di permukaan benda dan mencemari tangan dan kemudian menyebar ke mata, hidung, atau mulut.

Jadi, cara terbaik untuk benar-benar menghindari infeksi dari toilet umum adalah menutup dudukan toilet dengan penutup sebelum menyiramnya. Tetapi itu saja tidak cukup, segera cuci tangan Anda setelah dari kamar mandi.

MILA NOVITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."