Puan Maharani Dapat Doktor Honoris Causa Universitas Diponegoro

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Puan Maharani saat memasuki ruang sidang terbuka Senat Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Ketua DPR Puan Maharani mendapat gelar kehormatan doktor honoris causa dari Universitas Diponegoro. Foto: Instagram

Puan Maharani saat memasuki ruang sidang terbuka Senat Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Ketua DPR Puan Maharani mendapat gelar kehormatan doktor honoris causa dari Universitas Diponegoro. Foto: Instagram

IKLAN

CANTIKA.COM, Semarang - Ketua DPR Puan Maharani mendapat gelar kehormatan doktor honoris causa dari Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah, hari ini, Jumat 14 Februari 2020.

Ketua Senat Akademik Universitas Diponegoro Semarang, Sunarso mengatakan Puan Mahari berkontribusi di berbagai bidang. "Pemberian gelar ini telah mendapat persetujuan bulat dari senat akademik karena melihat kontribusi beliau pada ilmu pengetahuan, seni budaya, pembangunan manusia, dan kesejahteraan umat," kata Sunarso dalam sidang terbuka Senat Universitas Diponegoro.

Puan Maharani memberikan pidato saat mendapatkan gelar kehormatan doktor honoris causa dari Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah. Foto: Instagram

Sunarso menjelaskan pemberian gelar kehormatan untuk Puan Maharani sudah disampaikan sejak setahun lalu. Ketika itu, Puan masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. "Jadi prosesnya tidak tiba-tiba," katanya.

Pada sidang terbuka Senat Universitas Diponegoro, Semarang, Puan Maharani menyampaikan pidato ilmiah berjudul Kebudayaan Sebagai Landasan Utama Pembangunan Manusia Indonesia Ber-Pancasila menuju Era Masyarakat 5.0".

Putri dari Ketua Umum PDI Perjuangan itu pernah menerima penghargaan Bintang Bhayangkara Utama dan Eminent Women of the Year 2019 dari Majalah Her Times.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."