Viral Sembuh dari Kanker dengan Minum Jus Wortel Setiap Hari

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi jus wortel. StyleCraze

Ilustrasi jus wortel. StyleCraze

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sejumlah media di luar negeri ramai memberitakan tentang seorang perempuan asal Colorado, Amrika Serikat, dan seorang pria bernama Ralph Cole, yang mengklaim sembuh dari kanker karena minum jus wortel setiap hari.

Mengutip Daily Health Post, perempuan dari Colorado itu sembuh dari kanker kolorektal stadium 3, sedangkan Ralph Cole pulih dari kanker paru stadium 4. Mereka punya satu jurus yang sama, yakni minum jus wortel sampai 2 kilogram setiap hari.

Berbagai media kesehatan membedah kandungan wortel yang mampu membunuh sel kanker dan membuat dua orang tadi pulih dari penyakit tersebut. Salah satunya adalah zat falcarinol di dalam wortel yang efektif membunuh sel kanker.

Kisah sukses dua orang tadi menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal yang sama. Bahkan ada pasien kanker yang memutuskan berhenti melakukan kemoterapi untuk membuktikan khasiat jus wortel itu.

Ilustrasi sel kanker. shutterstock.com

Melihat fenomena tersebut, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia atau YKI, Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan wortel memang kaya zat antioksidan beta karoten. Kandungannya itu sangat baik untuk membunuh racun dalam tubuh.

Kendati demikian, mengkonsumsi wortel sampai 2 kilogram setiap hari dianggap berlebihan. Kondisi tersebut berpotensi membuat seseorang mengalami masalah kesehatan, misalnya penyakit kuning.

"Segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan itu tidak baik. Sama juga dengan mengkonsumsi wortel secara berlebihan bisa menimbulkan penyakit," katanya dalam acara World Cancer Day 2020: New Approach in Cancer Management di Jakarta, Rabu, 5 Januari 2020.

Aru Wisaksono Sudoyo menambahkan, wortel dan jenis makanan lain yang baik dalam membunuh sel kanker termasuk sayuran, makanan tinggi serat hingga teh hijau tidak boleh mengganggu proses pengobatan utama. Misalnya, makanan menggantikan kemoterapi. "Wortel itu baik, tapi hanya sebagai pendukung saja. Utamanya tetap harus mengikuti terapi," katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."