Profil Sanna Mirella Marin, Perempuan Perdana Menteri Termuda

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Sanna Marin, berbicara pada wartawa usai dilantik menjadi Perdana Menteri di Helsinki, Finlandia, 10 Desember 2019. Wanita 34 tahun ini resmi menjadi perdana menteri termuda di dunia. Lehtikuva/Heikki Saukkomaa via REUTERS

Sanna Marin, berbicara pada wartawa usai dilantik menjadi Perdana Menteri di Helsinki, Finlandia, 10 Desember 2019. Wanita 34 tahun ini resmi menjadi perdana menteri termuda di dunia. Lehtikuva/Heikki Saukkomaa via REUTERS

IKLAN

Semasa remaja, Sanna Mirella Marin bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup. "Saya baru 15 tahun. Sewaktu sekolah menengah atas, saya mengantarkan majalah kepada pelanggan untuk mendapatkan uang saku. Setelah lulus, saya bekerja sebagai kasir toko," katanya. Setelah mendapat pekerjaan di Kantor Pemuda Kota Tampere, Marin memutuskan kuliah.

Namun, dia saat remaja, politik masih asing baginya. "Saya tak bisa membayangkan hidup sehari-hari dengan bekerja sebagai politikus. Tapi pemungutan suara itu hal yang jelas bagi saya: kewajiban dan keadilan," ucap Sanna Mirella Marin.

Keluarga Marin bukan keluarga yang berkecimpung di politik. Tapi mereka berbicara tentang nilai-nilai demokrasi. Dia mengaku tertarik pada Partai Hijau dan Kiri, tapi memilih Partai Sosial Demokrat. "Tujuan (politik) itu jelas: membuat dunia menjadi lebih baik. Tapi kemudian kenyataannya lain," ujarnya.

Sejak terjun ke politik, Sanna Mirella Marin mengaku kariernya mungkin cocok dengan 'ayam broiler politik'. Ini istilah yang populer di Finlandia untuk menyebut orang yang pekerjaannya menjadi politikus dan tak bekerja di bidang lain.

Marin mulai aktif berpolitik dalam gerakan mahasiswa. Setelah masuk partai, dia ditempatkan di berbagai posisi. Saat berusia 22 tahun, dia mulai menjajal sebagai kandidat anggota Dewan Kota Tampere, tapi tak terpilih. Upayanya dalam pemilihan umum parlemen 2011 juga gagal.

"Terobosan terjadi dalam pemilihan anggota Dewan Kota Tampere pada 2012, ketika saya terpilih sebagai anggota dengan 826 suara dan mendapat mandat untuk duduk di kursi ketua," kata Sanna Mirella Marin. Pada 2017, dia terpilih kembali sebagai anggota dewan kota.

Selama duduk di dewan kota, Sanna Mirella Marin menuai respek dari anggota dewan lain, termasuk Lassi Kaleva dari Partai Finns, partai populis kanan. "Dia politikus yang berani dan berterus terang, yang tidak takut terhadap tantangan," tutur Kaleva.

Karier politik Marin terus menanjak. Dia kemudian terpilih sebagai wakil ketua partai pada 2014 dan menjadi anggota parlemen pada 2015 di usia 30 tahun. Meskipun keterpilihannya kemudian sebagai perdana menteri terkesan mendadak, jalan ke sana sudah mulai terlihat pada awal tahun ini ketika mengambil alih kepemimpinan partai dari Antti Rinne, yang sedang sakit, untuk memenangi pemilihan umum parlemen.

Pemerintahan baru bentukan Sanna Mirella Marin disambut baik oleh partai, termasuk oposisi. "Sebuah hari bersejarah: dunia mendapat perdana menteri termuda dan Finlandia mendapat sebuah pemerintahan yang semua pemimpin partainya perempuan. Ini luar biasa, khususnya di Finlandia," tulis Petteri Orpo, ketua oposisi Partai Koalisi Nasional, di Twitter.

Ketika Sanna Mirella Marin pertama kali menyampaikan program-programnya di parlemen pada Selasa, 17 Desember 2019, anggota parlemen menerimanya. Dalam mosi percaya, dia mendapat dukungan 105 suara, 80 suara menolak, dan 14 abstain. Agenda pemerintahan Marin sebetulnya sama dengan agenda Rinne dulu. Marin hanya belum berhasil meyakinkan oposisi utama, Partai Finns dan Partai Koalisi Nasional.

Selanjutnya: Sanna Mirella Marin Soal Isu Warga Finlandia Bekas ISIS

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."