Benarkah Masakan Indonesia Lebih Sehat dari Western Food?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi kuliner khas Indonesia. pixabay.com/Shi Lin Tan

Ilustrasi kuliner khas Indonesia. pixabay.com/Shi Lin Tan

IKLAN

CANTIKA.COM, JAKARTA - Tahukah Anda jika kekayaan Indonesia bukan hanya terletak pada alam dan budaya, termasuk juga aneka masakan Indonesia. Ada berbagai jenis kuliner yang menggugah selera bisa dinikmati setiap hari.

Di sisi lain, makanan dari Eropa dan Amerika Serikat atau western food kerap dipilih masyarakat Indonesia. Selain cocok dengan lidah orang Indonesia yang suka gurih, makanan tersebutjuga seringkali dianggap lebih bergengsi.

Beberapa jenis western food yang jadi favorit di Indonesia antara lain pizza, burger, steak hingga pasta. Meski lezat dan cocok di lidah, namun menurut ahli, makanan Indonesia jauh lebih sehat. jika dibandingkan makanan dari barat.

Menurut Pakar Naturopati Joshua S. Lie, ND, BHSc (CompeMed) secara keseluruhan masakan Indonesia dan Asia menjadi makanan yang lebih sehat dibanding menu makanan dari barat.

“Makanan barat itu kalau kita bilang tipikal diet ala barat seperti pizza, burger, dan sosis, sebenarnya mengandung sodium, lemak, proses, dan tepung tinggi. Mereka yang menjalani gaya hidup praktis cenderung minum soft drink, akan rentan terkena penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes, ginjal, dan sebagainya," ucap Joshua di acara "Talk Show Get to Know Your Body with Divine Dental Clinic", Jumat 17 Januari 2020

Jenis masakan di atas, menurut Joshua jauh berbeda dengan pengolahan makanan Indonesia yang masih autentik menggunakan bahan asli dari sumber gizinya langsung, diolah tanpa melewati banyak proses seperti menjadi nugget, sosis, ham, dan sejenisnya.

“Secara umum, makanan Indonesia itu lebih sehat karena kebanyakan jenis karbohidratnya berupa nasi, bukan tepung. Kemudian banyak dari kita juga masih mengonsumsi sayur, lalapan, rempah, tomat, dan cabai. Daging yang kita konsumsi umumnya juga yang masih segar dan tidak melalui proses pengolahan,” tambah Joshua.

Kendati demikian, Joshua tidak memungkiri bahwa masih banyak tugas yang harus dilakukan oleh para pemilik restoran yang mengolah masakan Indonesia agar tidak banyak melalui proses penggorengan dengan banyak minyak. Selain itu, kekentalan santan, misalnya di masakan Sumatera seperti Padang dan Aceh juga perlu dikonsumsi secara moderat.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."