Bisakah Akupunktur Mengatasi Infertilitas? Cek Penjelasan Dokter

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi ibu hamil. (Unsplash/Suhyeon Choi)

Ilustrasi ibu hamil. (Unsplash/Suhyeon Choi)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Gangguan kesuburan atau infertilitas menjadi salah satu masalah yang dikhawatirkan oleh pasangan suami istri. Gangguan kesuburan umumnya diatasi dengan menggunakan obat-obatan atau terapi tertentu. Tapi tahukah Anda, metode akupunktur dapat menunjang berbagai program untuk mengatasi gangguan kesuburan?

Dokter Spesialis Akupunktur Klinik di RS Pondok Indah, Handaya Dipanegara mengatakan terapi akupunktur dapat menjadi salah satu pilihan untuk membantu mengoptimalkan performa sistem reproduksi yang dapat menunjang penanganan infertilitas tersebut. "Penanganan infertilitas melalui akupunktur harus disesuaikan dengan penyebabnya," kata Handaya dalam keterangan tertulis Rumah Sakit Pondok Indah, Jumat 10 Januari 2020.

Sebelum mengidentifikasi metode akupunktur yang perlu diterapkan, Handaya menjelaskan suami istri harus tahu dulu apa itu infertilitas beserta apa saja penyebabnya. Yang dimaksud dengan infertilitas adalah masalah yang dihadapi oleh suami istri yang telah menikah minimal satu tahun. Mereka melakukan hubungan intim secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi, namun belum berhasil mendapatkan kehamilan.

Dokter Spesialis Akupunktur Klinik di RS Pondok Indah, Handaya Dipanegara. Foto: RSPI

Satu dari tujuh pasangan suami istri di dunia mengalami infertilitas. Kondisi ini terjadi pada pria dan wanita. Menurut penelitian, sekitar 40 sampai 50 persen infertilitas disebabkan oleh faktor yang berasal dari istri, 25 sampai 40 persen dari suami, 10 persen faktor keduanya, dan 10 persen tidak diketahui penyebabnya (idiopatik).

Sejumlah penyebab infertilitas pada wanita adalah:
• Gangguan ovulasi (pelepasan sel telur)
• Endometriosis (tumbuhnya lapisan dalam rahim di luar rahim)
• Oklusi tuba falopi (penyumbatan saluran telur)
• Vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) sehingga lapisan rahim kekurangan aliran darah
• Faktor hormonal
• Menopause dini

Adapun penyebab infertilitas pada pria adalah:
• Berkurangnya jumlah produksi sperma
• Adanya sumbatan pada sistem pengeluaran sperma
• Terbentuknya antibodi terhadap sperma
• Kelainan genetik
• Gangguan hormonal
• Impotensi
• Varikokel
• Pengaruh radiasi atau obat

Pasangan yang merasa memiliki gangguan kesuburan disarankan berdiskusi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan sebelum menentukan terapi penanganan gangguan kesuburan yang tepat. Sejauh ini, sejumlah pilihan dalam teknologi kedokteran yang dapat diterapkan untuk mengatasi infertilitas antara lain induksi ovulasi, inseminasi intra-uterin (IIU), dan program bayi tabung (IVF). Pilihan tersebut tergantung indikasi masalah infertilitas yang dialami.

Handaya Dipanegara mengatakan metode akupunktur medik yang dikombinasikan dengan pengobatan kedokteran modern dapat memberikan hasil lebih optimal untuk menunjang penanganan gangguan kesuburan. Menurut penelitian, teknik akupunktur dapat meningkatkan keberhasilan program bayi tabung 60 persen lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menjalani terapi akupunktur.

Teknik ini dilakukan dengan cara merangsang titik tertentu di permukaan tubuh, baik menggunakan jarum saja, elektroakupunktur (dengan bantuan listrik), laserpunktur (dengan sinar laser), maupun penyuntikan dengan cairan yang dikenal dengan akuapunktur.

Mekanisme akupunktur medik dalam mengatasi gangguan kesuburan dilakukan dengan cara:
• Memperbaiki hormon reproduksi
• Memperbaiki sirkulasi aliran darah ke rahim
• Mengurangi vasokonstriksi pembuluh darah
• Mempertebal dinding endometrium
• Membuat pikiran lebih tenang
• Meningkatkan sistem imunitas, dan homeostasis tubuh.

Terapi akupunktur untuk menunjang penanganan gangguan kesuburan biasanya dilakukan dua kali dalam seminggu, dengan durasi sekitar 30 menit setiap sesi. Untuk mendapatkan hasil optimal pada program bayi tabung misalnya, akupunktur medik dapat dilakukan sehari sebelum dan setelah transfer embrio dilakukan.

Selama menjalani terapi atau program penanganan infertilitas, pasien disarankan memperbaiki pola hidup dengan tidak merokok, makan makanan yang bergizi dan menghindari makanan yang mengandung pengawet. Pasien juga disarankan menurunkan berat badan, mencegah stres, istirahat, tidur cukup, serta berolahraga teratur.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."