Tips Atur Keuangan Rumah Tangga, 15 Persen untuk Utang Konsumtif

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi perencanaan keuangan (pixabay.com)

Ilustrasi perencanaan keuangan (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pendapatan rumah tangga setiap bulan harus dialokasikan sesuai prioritas dengan cara membagi dalam persentase, antara lain untuk kebutuhan membayar utang produktif, kebutuhan masa kini, membayar utang konsumtif, juga asuransi.  

Regional Head of Agency Development Sequis Fourrita Indah mengatakan, siapkan minimal 20 persen dari pendapatan untuk membayar utang produktif, seperti cicilan rumah atau apartemen, sekitar 15 persen untuk membayar utang konsumtif dan cicilan kendaraan.

Selanjutnya, minimal 10 persen alokasikan untuk tabungan dan atau investasi. Ada baiknya juga jika dari prioritas pertama ada kelebihan dana maka tambahkan dana tersebut dalam tabungan.

Persentase terbesar 45 persen untuk kebutuhan masa kini, seperti  biaya rumah tangga, biaya belanja, biaya listrik, keamanan, gaji Asisten Rumah Tangga (ART), biaya sekolah anak, dan biaya lainnya yang wajib dibayar setiap bulan.

"Selanjutnya, minimal 10 persen jangan lupa alokasikan untuk membayar premi asuransi,” kata Fourrita.

Mengenai asuransi, jangan lupa dalam memilih produk yang sesuai dengan skala prioritas Anda. Apakah prioritas untuk proteksi keuangan keluarga, dana kesehatan, atau untuk dana pendidikan anak.

Asuransi Pendidikan

Untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik, Anda harus cermat memilih sekolah yang tepat bagi buah hati tercinta. Akan tetapi, pendidikan yang berkualitas membutuhkan biaya yang tinggi.

Jadi, siapkan dana pendidikan sejak dini agar tersedia dana pendidikan bagi buah hati di masa depan dan memudahkan Anda memilih sekolah yang tepat bagi mereka.

Fourrita mengingatkan pentingnya menyiapkan dana pendidikan karena pendidikan anak bersifat jangka panjang dan akan membutuhkan dana besar. Biaya pendidikan pun cenderung meningkat dan mengalami kenaikan minimal 10 persen setiap tahunnya.

Menyiapkan dana pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya, melalui asuransi pendidikan yang dapat disiapkan sejak anak berusia 1 bulan karena pada saat itu, usia orang tua masih muda dan produktif, diperkirakan masih sanggup membayar premi dalam jangka waktu yang panjang.

Fourrita menyarankan asuransi pendidikan dwiguna (endowment) karena dapat dimanfaatkan untuk memenuhi biaya pendidikan yang kompleks, seperti uang sekolah, kursus, beli buku, seragam, peralatan sekolah, transportasi, dan masih banyak lagi.

Tujuan tersebut dapat disesuaikan antara usia masuk sekolah anak dengan jadwal uang tahapan endowment keluar.

Dengan asuransi pendidikan dwiguna, impian orang tua untuk menyekolahkan anak meraih pendidikan ke jenjang lebih tinggi tidak akan terputus karena tersedia sejumlah Uang Pertanggungan (UP) yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi sekaligus tahapan pendidikannya.

Uang pertanggungan akan diberikan jika tertanggung (orang tua) meninggal dunia dalam periode pertanggungan dan tahapan-tahapan asuransi pendidikan dwiguna akan akan turun sesuai waktu yang telah dijadwalkan.

Berapa idealnya besar Uang Pertanggungan (UP) bagi asuransi pendidikan?

Sebelum menentukan besaran UP, tentukan dahulu perkiraan berapa rupiah dana pendidikan yang akan diperlukan mulai dari jenjang terendah hingga tertinggi, sekolah mana yang akan dipilih, perkiraan tingkat inflasi pendidikan sekitar 10 hingga 15 persen per tahun, kondisi ekonomi, layanan pendidikan di masa depan, dan tentunya kemampuan keluarga membayar premi selama periode yang disepakati.

Asuransi Kesehatan dan Penyakit Kritis

Ibu yang bijak tidak hanya melindungi anak, tetapi juga akan berupaya untuk menjaga kesehatannya karena perannya sangat kompleks. Mulai dari proses kehamilan, melahirkan, menyusui, hingga harus mengatur segala kebutuhan anak serta rumah tangga tanpa mengenal waktu. Menjaga kesehatan dilakukan dengan menjaga asupan gizi, cukup istirahat, rutin berolahraga.

Namun, itu saja tidak cukup karena kesibukan dapat membuat ibu menjadi kelelahan dan mengalami sakit. Apalagi, perempuan sangat rentan pada risiko penyakit khusus perempuan, seperti kanker serviks, kanker payudara serta risiko pada saat kehamilan dan persalinan.

Untuk itu, selain melengkapi keluarga dengan asuransi pendidikan, ibu juga disarankan untuk memperlengkapi diri dengan asuransi kesehatan dan penyakit kritis.

Jika terjadi risiko sakit dan harus dirawat inap atau menyebabkan orang tua tidak bisa bekerja lagi, anggaran keluarga dan pendidikan anak masih tetap terjaga.

Asuransi kesehatan dapat digunakan untuk biaya perawatan sakit sedangkan UP dari asuransi penyakit kritis dapat digunakan sebagai income replacement bagi keluarga selama penyakit kritis terjadi pada orang tua.

Baca juga: Prita Ghozie Berbagi Tips Atur Keuangan di Masa Pandemi Covid, Kuncinya SIP

Jika Anda bermaksud memiliki asuransi penyakit kritis maka Fourrita menyarankan untuk memperhatikan kapan fungsi asuransi ini berlaku. Sebab dalam asuransi penyakit kritis ada yang fungsinya berlaku sejak penyakit masih berstatus stadium awal (early pay out), ada juga yang UP yang dibayarkan sekaligus (lumpsum) jika status penyakit sudah berada pada stadium lanjut.

Kedua jenis asuransi ini sangat baik untuk dimiliki tetapi jika harus memilih maka pilihlah asuransi penyakit kritis yang membayarkan UP sejak awal diagnosis karena sakit kritis yang diketahui sejak awal dan segera dilakukan tindakan masih memungkinkan adanya harapan hidup.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."