Tips bagi Perempuan saat Mendaki Gunung, Selalu Bawa Ponco

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita mendaki gunung. shutterstock.com

Ilustrasi wanita mendaki gunung. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bagi Anda yang baru pertama kali mendaki gunung dibutuhkan persiapan fisik dan barang bawaan selama perjalanan mendaki. Bicara soal barang bawaan direkomendasikan jangan lupa membawa ponco atau kain sarung. Apa alasannya? Yu, simak cerita Laksmi Prasvita, perempuan pendaki yang sudah aktif sejak 10 tahun lalu.

“Cuma treatment yang khusus perempuan yang beda sama laki-laki itu, saat perempuan ingin aktivitas di toilet. Kalau lelaki bisa di mana saja, kalau perempuan harus punya sarung atau pakai ponco. Jadi, selalu sedia ponco dalam keadaan hujan atau tidak,” kata Laksmi Prasvita saat ditemui di acara Summit on Girls Getting Equal: Let’s Invest in Girls! di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Selasa 10 Desember 2019.

Lebih lanjut ia menjabarkan, “Karena kalau mau pipis ada ponco, kita bisa terlindungi udah kayak WC pribadi, itu salah satu tipsnya untuk perempuan pendaki.”

Selain ponco, ia juga memaparkan pilihan membawa plastik khusus yang dijual di Ace Hardware. “Kita pipis di plastik itu, lalu jadi gel dan tidak berbau. Travel gear itu sangat menolong untuk perempuan, kalau malam-malam pengen pipis, enggak mau keluar tenda karena udara dingin. Tetap simpan gel itu di dalam plastik pembuangan, ya. Jangan dibuang sembarangan, alam harus dijaga selama pendakian,” tukas Laksmi.

Laksmi Prasvita, pendaki perempuan, saat ditemui di acara Summit on Girls Getting Equal: Let's Invest in Girls! di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Selasa 10 Desember 2019. TEMPO/Silvy Riana Putri

Saat dalam kondisi haid, Laksmi yang juga bekerja sebagai Head of Corporate Communications and Public Affairs di Bayer Indonesia ini berbagi tips menyiasati dan membersihkannya saat mendaki gunung.

“Kalau haid, pakai tampon untuk perempuan Indonesia tidak terlalu umum, ya. Kalau misalkan di luar negeri itu umum. Harus di-manage kebersihannya. Kalau saya harus punya botol air, selain untuk minum, juga untuk membersihkan diri saat mens itu sangat penting,” jelas perempuan berusia 50 tahun.

Laksmi kembali mengingatkan untuk tidak membuang pembalut secara sembarangan di gunung. Biasanya ia mengubur di dalam tanah atau dibawa hingga turun gunung, setelah itu dibuang ke dalam tempat sampah di pemukiman terdekat.

Perempuan yang mendaki Gunung Kilimanjaro, Tanzania, Afrika pada Oktober 2019 ini juga merekomendasikan ada pilihan obat-obatan yang bisa dikonsumsi untuk menunda haid seperti saat beribadah haji. “Misalkan kita lagi ekspedisi yang cukup panjang, dua minggu, misalnya. Kita bisa minum obat-obatan orang mau naik haji itu untuk menunda mens,” pungkas Laksmi.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."