Sebab Pasien Kanker Alami Penurunan Berat Badan dan Cara Atasinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com

Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Salah satu perubahan secara kasat mata dari pasien kanker ialah mengalami penurunan berat badan hingga tubuhnya terlihat sangat kurus. Kondisi itu biasanya terjadi karena masalah malnutrisi atau ketidakseimbangan nutrisi. Medical Department Kalbe Farma dr Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi mengatakan, sel kanker menyebabkan peradangan, sementara metabolisme tubuh tinggi dan berdampak pada kebutuhan energi yang tinggi.

Di sisi lain, sitokin tubuh menekan nafsu makan pasien, sehingga menyulitkan tubuh mendapatkan asupan yang dibutuhkan. "Akibatnya tubuh memecah protein dan lemak dari sumber energi cadangan. Pasien akan sangat kurus karena otot hilang dan lemak habis," ujar dia dalam seminar media di kawasan Rancamaya, Bogor, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, pada pasien kanker penurunan berat badan, bahkan bisa tidak disadari lima persen atau lebih dalam enam bulan. "Terutama disertai penurunan massa otot," tutur Dedy. Di sisi lain, ada faktor terapi yang memiliki efek samping berupa mual, ditambah faktor psikis seperti depresi.

Terkait pemenuhan kebutuhan gizi untuk pasien kanker disarankan antara lain mencegah dan memperbaiki defisiensi zat gizi, membantu pasien mentoleransi terapi, meminimalkan efek samping serta komplikasi terkait nutrisi.

Selain itu, gizi berperan untuk membantu mempertahankan berat badan dan kondisi fit, mencegah kerusakan jaringan dan membantu pembentukan jaringan serta melawan infeksi.

Lalu, berapa kebutuhan nutrisi pasien kanker? Mereka membutuhkan kalori 30-35 kkal/kg/BB/hari, protein1,2-2 gram/kg/BB/hari bahkan sampai 2,5 gram/kg/BB/hari. Pasien juga membutuhkan asupan lemak 30-50 persen dari total kebutuhan harian, ditambah asam lemak omega-3.

ANTARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."