Minyak Goreng Curah Tak Bergizi? Ini Kata Pakar

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Minyak goreng. palmoilhealth.org

Minyak goreng. palmoilhealth.org

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Salah satu alasan masyarakat memilih minyak goreng curah karena harganya lebih murah dibandingkan dengan minyak bermerek yang telah dikemas. Namun, belum lama ini pemerintah menganjurkan masyarakat tak menggunakan minyak curah demi alasan kesehatan.

Salah satu pertimbangannya adalah minyak goreng curah tidak mendapatkan tambahan gizi. "Minyak yang dijual dengan merek, produsen sudah menambah dengan fortifikasi misalnya ada tambahan gizi. Minyak curah itu tidak ada tambahan, hanya kelapa sawit," kata Medical Department Kalbe Farma, dr Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi di Bogor, beberapa waktu lalu. 

Minyak goreng curah juga ada yang telah dipakai berkali-kali dan disaring hingga warnanya kembali bening. Pada minyak ini kandungan lemaknya menjadi tidak stabil karena telah melalui pemanasan berkali-kali.

"Struktur dari lemak semakin sering dipanaskan, rantainya tidak stabil atau dikenal sebagai minyak trans. Semakin dipanaskan lemak jadi tidak stabil. Kandungan lemak trans tinggi," tutur Dedy.

Lemak trans bisa meningkatkan kolesterol jahat atau LDL yang memicu penyakit jantung, salah satu penyebab utama kematian pada pria dan wanita, serta terkait dengan risiko tinggi terhadap diabetes tipe 2.

Lebih lanjut, minyak kelapa sawit memang disarankan untuk proses memasak dengan digoreng karena tidak ada ikatan rangkap. "Justru minyak yang ada ikatan rangkap tidak boleh untuk menggoreng. Semakin banyak ikatan rangkapnya pada saat dipanaskan akan mudah menjadi lemak trans," tandas Dedy.

ANTARA 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."