Irish Bella Mengalami Twin To Twin Syndrome, Apa Itu?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Irish Bella memutuskan berhijab. Instagram

Irish Bella memutuskan berhijab. Instagram

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bayi kembar artis Irish Bella meninggal dunia di dalam kandungan saat usia kehamilannya sekitar 26 minggu. Berbagai spekulasi muncul mengenai penyebab kematian calon buah hati pasangan Irish Bella dan Ammar Zoni tersebut. Salah satu penyebabnya adalah kondisi twin to twin transfusion syndrome atau disingkat TTTS, yang dialami oleh kedua janin. 

Twin to twin transfusion syndrome adalah suatu jenis kelainan yang terjadi ketika janin kembar mengalami ketimpangan dalam aliran darah dari plasenta. Akibatnya, salah satu janin bisa memiliki asupan nutrisi dan oksigen yang lebih baik dari janin lainnya. Kondisi itulah yang membuat salah satu bayi kembar tumbuh menjadi lebih besar. Sementara pertumbuhan bayi satunya terhambat dan ukurannya akan lebih kecil. 

Kondisi TTTS terjadi pada sekitar 15 persen kehamilan kembar. Hingga saat ini, penyebab twin to twin transfusion syndrome ini belum dapat diketahui secara pasti. Meski demikian, adanya gangguan pembelahan sel telur setelah pembuahan diduga sebagai penyebab kondisi abnormal pada plasenta bayi kembar, yang kemudian berujung pada twin to twin transfusion syndrome

Perlu diketahui bahwa TTTS bukan disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik, maupun makanan, aktivitas, dan kebiasaan ibu hamil selama ia mengandung.  Kondisi twin to twin transfusion syndrome dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan. Secara umum, gejalanya bisa ditandai dengan kondisi-kondisi berikut ini:

- Ukuran rahim terlalu besar untuk usia kehamilan yang seharusnya.
- Merasakan pertumbuhan rahim sangat cepat.
- Nyeri perut
- Perut terasa kencang atau sesak.
- Mengalami kontraksi
- Mengalami peningkatan berat badan yang terjadi secara tiba-tiba.
- Pembengkakan di tangan dan kaki pada usia awal kehamilan. 

Gejala yang tampak melalui USG
- Perbedaan ukuran tubuh yang cukup jelas pada janin yang memiliki jenis kelamin sama.
- Plasenta hanya satu.
- Perbedaan ukuran antara kedua kantung ketuban.
- Perbedaan ukuran tali pusar.
- Adanya bukti bahwa terdapat cairan yang menumpuk pada kulit salah satu janin. 
- Ditemukan adanya kondisi gagal jantug kongestifpada bayi yang kelebihan darah.
- Adanya kelebihan air ketuban (polihidramnion) pada bayi yang menerima aliran darah lebih banyak.
- Adanya penurunan jumlah atau terlalu sedikitnya air ketuban (oligohidramnion) pada bayi yang kekurangan darah. 

Ada lima stadium twin to twin transfusion syndrome berdasarkan tingkat keparahannya yang perlu diwaspadai. Berikut penjelasannya:

Stadium 1: Ditemukan perbedaan jumlah air ketuban yang signifikan di antara kedua kantong ketuban janin.

Stadium 2: Kandung kemih bayi yang mengalami kekurangan aliran darah tidak bisa terdeteksi melalui USG.

Stadium 3: Adanya aliran darah yang tidak normal pada tali pusar atau pembuluh darah bayi kembar. 

Stadium 4: Adanya penumpukan cairan secara abnormal pada lebih dari satu rongga tubuh janin. Kondisi ini bisa dialami oleh salah satu maupun kedua janin.

Stadium 5: Salah satu atau bahkan kedua janin meninggal dunia.

Sebagian besar bayi kembar yang berbagi satu plasenta dapat tumbuh normal. Hampir delapan dari 10 bayi kembar ini tidak mengalami twin to twin transfusion syndrome. Meski begitu, kondisi TTTS tetap harus diwaspadai karena dapat berakibat fatal. Perlu dilakukan diagnosis sejak dini untuk mengetahui apakah bayi kembar identik Anda mengalami TTTS atau tidak. 

Jika bayi kembar identik Anda berbagi satu plasenta, dokter akan meminta Anda untuk menjalani USG secara rutin. Langkah ini umumnya dilakukan setiap dua minggu dari usia kehamilan 16-24 minggu dan bertujuan mendeteksi gejala awal twin to twin transfusion syndrome.  Apabila muncul tanda awal TTTS yang kemungkinan terus berkembang, Anda harus melakukan USG mingguan dan menjalani penanganan tertentu. 

Salah satu penanganan twin to twin transfusion syndrome adalah mengeluarkan air ketuban dari kantung yang penuh. Prosedur ini disebut juga amnioreduksi. Prosedur medis tersebut dilakukan untuk memperbaiki ketidakseimbangan pada kedua janin, sekaligus mengurangi tekanan dalam rahim Anda pada kondisi TTTS ringan atau sedang.

Pada kasus TTTS yang parah, dokter Anda mungkin akan menggunakan sinar laser untuk menutup pembuluh di plasenta. Langkah ini akan membuat pasokan darah ke bayi kembar Anda menjadi lebih seimbang.  Pengobatan TTTS dengan laser lebih permanen dibandingkan dengan amnioreduksi. 

Amnioreduksi mungkin perlu dilakukan beberapa kali selama kehamilan guna mempertahankan aliran darah tepat di plasenta. Sedangkan pengobatan laser biasanya hanya membutuhkan satu kali perawatan. Namun pengobatan laser hanya tersedia di beberapa fasilitas kesehatan tertentu. 

Dokter juga akan menjelaskan kemungkinan risiko dari setiap prosedur penanganan TTTS yang dilakukan. Beberapa risikonya meliputi kerusakan air ketuban, plasenta yang lepas dari dinding rahim (solusio plasenta), atau keguguran.

Dokter juga mungkin merekomendasikan operasi caesar terencana untuk bayi kembar Anda pada usia kehamilan 34 minggu atau lebih awal apabila salah satu bayi kembar tidak terselamatkan meski perawatan sudah dilakukan. Secara umumnya, bayi kembar yang terdeteksi mengalami twin to twin transfusion syndrome cenderung dilahirkan secara prematur.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."