7 Cara Mengasuh Anak yang Pernah Lakukan Bullying di Sekolah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Seorang peserta menggambar bagian tubuhnya saat kampanye stop bullying #jangandianggapremeh di CFD kawasan Bundaran HI, Jakarta, 13 Mei 2018. Kampanye tersebut untuk menginformasikan dampak buruk Bullying. TEMPO/M Taufan Rengganis

Seorang peserta menggambar bagian tubuhnya saat kampanye stop bullying #jangandianggapremeh di CFD kawasan Bundaran HI, Jakarta, 13 Mei 2018. Kampanye tersebut untuk menginformasikan dampak buruk Bullying. TEMPO/M Taufan Rengganis

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Masalah bullying atau perundungan salah satu momok bagi orang tua saat anak masuk sekolah. Bullying bisa dilakukan oleh anak-anak karena adanya ketidakmampuan untuk mengendalikan rasa marah atau adanya tekanan dari teman sebayanya. Ada beragam alasan di balik tindakan bullying yang dilakukan anak, terhadap temannya. Misalnya anak pernah atau sering menjadi korban bully di rumah atau sekolah, sehingga ingin “mengambil” kembali kekuasaan yang direnggut dari dirinya dengan melakukan bullying.

Bisa jadi anak mencari perhatian dari guru, orangtua atau teman sekelas dengan melakukan tindakan bullying, atau ingin diterima oleh kelompok teman yang suka bullying. Penyebab lainnya anak memiliki kecenderungan menganggap anak-anak lain sebagai musuh, padahal sebenarnya ia berada di lingkungan yang bersahabat. Anak juga belum mengerti perasaan yang dirasakan oleh korban bullying sehingga ia tak jera melakukan tindakannya itu.

Ketika melihat anak Anda suka melakukan bullying, coba ingat lagi, apakah mungkin ia sering mendapatkan perlakuan tidak baik, kerap mendengar bentakan, hingga mengalami kekerasan fisik di rumah? Jika iya, mungkin itu jadi penyebabnya. Sebaiknya, lebih perhatikan cara berkomunikasi dengan anak yang baik. Atur cara mengontrol emosi Anda, agar tidak menjadi contoh buruk bagi anak.

Berikut ini tujuh cara mendidik anak yang pernah lakukan bullying di sekolah.

  1. Jangan tunda diskusi

    Ketika Anda sudah mengetahui bahwa anak melakukan bullying di sekolah, langsung tegur dan diskusikan kesalahannya itu. Hal ini bisa memberikan kesadaran kepada anak, bahwa melakukan bullying adalah hal yang salah dan tidak terpuji. Biarkan anak tahu bahwa ia harus segera memperbaiki diri dan tidak melakukan tindakan bullying lagi terhadap teman sebaya.
  2. Cari tahu penyebab bullying

    Untuk mencari tahu latar belakang anak melakukan tindakan bullying, Anda harus bertanya dulu kepada anak, mengapa mereka “menindas” temannya? Misalnya, jika anak Anda mengaku, ia ingin populer di sekolah dengan cara melakukan tindakan bullying, segera bahas pentingnya persahabatan yang sehat antara teman agar anak Anda sadar, bahwa melakukan bullying bukan cara yang tepat untuk menjadi terkenal. Namun ingat, jangan pernah menyepelekan, apalagi membenarkan, perlakuan buruk anak Anda itu.
  3. Ingatkan bahwa bullying bukan jalan keluar

    Anda harus bisa tahu cara mendidik anak, agar ia tidak memilih tindakan bullying dalam menyelesaikan suatu masalah, atau mencari pengakuan dari teman-temannya. Tegaskan bahwa setiap tindakan buruk, termasuk bullying, harus dipertanggungjawabkan. Biasanya, anak-anak memang tidak mau mengakui kesalahannya, dan tugas orang tua adalah menghilangkan sifat itu.
  4. Memberikan konsekuensi logis

    Untuk menghadapi anak yang kerap melakukan bullying, cara mendidik anak yang tepat ialah menumbuhkan konsekuensi logis. Jika anak melakukan cyberbully melalui komputer atau smartphone-nya, konsekuensi yang harus diterima adalah, penyitaan gadget, agar tidak melakukan tindakan bullying lagi. Kemudian, jika ia tidak sendirian dalam melakukan tindakan bullying, ada baiknya “pisahkan” anak dari teman-temannya itu untuk beberapa waktu, agar ia berpikir ulang bahwa kelakuannya tidak dibenarkan.
  5. Mendukung hukuman dari sekolah

    Biasanya, setiap sekolah punya kebijakan hukumannya masing-masing untuk menangani kasus bullying yang terjadi di lingkungannya. Sebagai orang tua, mungkin akan sulit untuk bisa mendukung hukuman ini, apalagi jika hukumannya dianggap berat. Namun, demi kebaikan, ada baiknya Anda selaraskan “suara” dengan pihak sekolah, demi kebaikan anak dan masa depannya. Selalu tegaskan kepada anak, jika ia “tertangkap” sekolah karena melakukan tindakan bullying, orang tua tidak akan datang untuk membela dan menyelamatkan.
  6. Hindari “mempermalukan” anak di depan publik

    Jika benar anak Anda melakukan tindakan bullying, jangan hukum dia di depan publik. Hal ini justru bisa membuatnya merasa malu dan rendah diri. Anak tidak akan belajar disiplin dengan jenis hukuman seperti ini. Bahkan, “mempermalukan” anak juga masuk dalam kategori bullying, dan ia malah akan menjadikan itu sebagai contoh buruk di masa depan.
  7. Ajarkan kemampuan baru

    Setelah mengetahui alasan di balik tindakan bullying yang dilakukan anak, langsung cari solusinya. Misalnya, jika anak melakukan bullying karena ingin populer, biasanya hal itu dikarenakan kurangnya percaya diri. Bantu anak untuk bisa melihat nilai dan harga dirinya, agar mampu berbaur dengan percaya diri. Kalau bullying dilakukan karena sering emosi, ajarkan cara mengatur amarahnya. Hal-hal ini ampuh untuk mencegah perlakuan bullying di masa yang akan datang.

    SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."