Kiat Terhindar dari Jebakan Produk Perawatan Wajah Abal-abal

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wajah wanita. Unsplash.com/Andreas Fidler

Ilustrasi wajah wanita. Unsplash.com/Andreas Fidler

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam hitungan bulan, ada saja produk perawatan wajah baru yang menawarkan beragam khasiat dari mencerahkan hingga mencegah penuaan. Tak pernah bosan kita saling mengingatkan beberapa di antaranya bisa saja mengandung bahan-bahan yang membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, kita sebagai konsumen harus waspada memilih produk perawatan agar tidak terjebak dengan produk abal-abal. 

Ada sejumlah tips yang perlu Anda perhatikan saat memilih produk perawatan wajah, seperti yang dibagikan klinik MS Glow dalam siaran persnya, beberapa waktu lalu. Salah satu tips itu adalah memperhatikan adanya izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM yang biasanya tercantum dalam kemasan produk.

Produk yang dikeluarkan klinik kecantikan dipastikan sudah terjamin keamanannya karena di sana ada dokter yang menanganinya. Dengan demikian penting sebelum membeli produk perawatan wajah untuk berkonsultasi dengan dokter di klinik tersebut.

Kemudian tips yang lebih penting lagi ketersediaan lokasi produksi. Terkait hal ini, konsumen diminta lebih jeli menelusuri asal produk-produk ini karena biasanya di kemasan tercantum nama dan alamat pabriknya.

Berikutnya nama dokter jangan sampai disembunyikan, terutama untuk produk-produk yang merupakan racikan dokter, sudah pasti harus mencantumkan nama dan gelar dokternya. Biasanya tertera pula informasi tambahan lokasi klinik atau tempat praktik dokter tersebut.

Selain itu, di era sekarang konsumen juga dapat menelusuri berbagai review produk perawatan wajah dari para vlogger kecantikan atau dokter-dokter yang ada di media sosial.

ANTARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."