Madu dan 5 Bahan Lainnya Merupakan Antibiotik Alami

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi madu. Holliejean.com

Ilustrasi madu. Holliejean.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kebanyakan dari kita mengenal antiobiotik itu berasal dari resep yang diberikan oleh dokter. Tetapi, tahukah Anda bahwa ada jenis antibiotik alami yang berasal dari bahan-bahan makanan di sekitar Anda?

Antibiotik pada dasarnya adalah zat yang digunakan untuk membunuh atau menekan pertumbuhan bakteri. Sebelum antibiotik kimia marak digunakan, para sesepuh menggunakan bahan-bahan dari alam sebagai antibiotik.

Berikut ini keenam antiobiotik alami yang ada di sekitar Anda mulai dari sayuran, buah-buahan hingga tumbuhan herbal.

1. Madu

Sebelum antibiotik nonalami digunakan secara luas pada 1940-an, madu kerap digunakan oleh masyarakat Mesir kuno sebagai antibiotik alami. Madu mengandung hidrogen peroksida yang dipercaya bisa bekerja sebagai agen antibakteri.

Selain itu, madu juga kaya akan gula alami yang dapat menghentikan perkembangbiakan bakteri di dalam tubuh. Madu pun memiliki pH rendah sehingga menyebabkan bakteri di dalam tubuh mengalami dehidrasi kemudian mati dengan sendirinya.

2. Bawang putih

Bawang putih bukan rempah biasa karena sayuran ini memiliki kandungan antimikroba yang mampu memerangi berbagai jenis bakteri maupun jamur yang merugikan bagi tubuh manusia. Komponen aktif yang terdapat di dalam bawang putih, yang disebut allicin, kini terus didalami untuk menemukan potensi maksimal bawang putih sebagai antibiotik alami.

Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih mampu memerangi bakteri, seperti Salmonella dan Escherichia coli (E. coli). Bahkan beberapa orang juga percaya bahwa bawang putih merupakan jenis antibiotik alami yang bisa melawan penyakit yang mampu hidup di tengah gempuran banyak obat, seperti tuberculosis (TBC).

3. Jahe

Beberapa studi membuktikan jahe mampu memerangi berbagai bakteri sehingga digolongkan sebagai salah satu jenis antibiotik alami.

Saat ini, para peneliti tengah mempelajari kemungkinan jahe juga bisa digunakan untuk menangani mabuk laut dan mual, serta kemungkinannya digunakan untuk menurunkan kadar gula darah di dalam tubuh manusia.

4. Ekstrak minyak mur

Mur yang di maksud di sini bukan besi yang digunakan pada perkakas rumah, melainkan resin aromatik dari pohon kecil berduri bergenus Commiphora.

Para peneliti berkesimpulan minyak mur dapat membunuh beberapa patogen bakteri, misalnya E. coli (penyebab diare), Staphylococcus aureus (pneumonia, meningitis, atau arthritis), Pseudomonas aeruginosa (infeksi nosokomal)dan Candida albicans (infeksi candidiasis).

5. Minyak esensial thyme

Antibiotik bukan hanya digunakan sebagai bahan makanan atau sesuatu yang dimasukkan ke dalam tubuh, melainkan juga diolah sebagai minyak esensial, misalnya thyme. Tumbuhan ini dikenal memiliki kemampuan untuk menangkal bakteri, namun hanya boleh digunakan sebagai uap untuk membunuh bakteri yang ada di udara.

Minyak esensial thyme juga dapat dioleskan ke kulit setelah dicampurkan dengan minyak zaitun atau minyak kelapa. Jangan mengoleskan minyak thyme tanpa pelarut karena bisa menimbulkan iritasi kulit. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi maupun hipertiroid, jangan gunakan minyak thyme sebagai antibiotik alami.

6. Minyak esensial oregano

Minyak esensial oregano mengandung carvacrol yang berfungsi melawan peradangan di dalam tubuh, misalnya radang lambung dan sinusitis, ketika uapnya dihirup oleh manusia. Anda juga bisa melarutkan minyak esensial oregano dengan air atau minyak zaitun, kemudian mengoleskannya ke kulit untuk menyembuhkan infeksi jamur.

Meski alami, bahan-bahan di atas tidak serta-merta membuatnya bebas dari efek samping. Seperti halnya penggunaan antibiotik nonalami, penggunaan jenis antibiotik alami di atas harus sesuai dengan dosis yang Anda perlukan, tergantung kondisi penyakit Anda itu sendiri.

Bawang putih, misalnya, sangat aman dikonsumsi sebagai bumbu masakan. Tetapi, ekstrak bawang putih yang sudah berbentuk konsentrat dapat meningkatkan risiko Anda mengalami pendarahan sehingga tidak boleh dikonsumsi ketika Anda akan melakukan prosedur operasi atau sedang mengonsumsi pengencer darah. Konsentrat bawang putih juga bisa mengurangi efektivitas dari pengobatan HIV.

Sementara itu, penggunaan minyak mur juga harus sesuai dosis yang disarankan oleh dokter atau tertera pada kemasannya. Menelan minyak mur bisa mengakibatkan diare pada sebagian orang hingga mengakibatkan masalah jantung jika dikonsumsi terlalu banyak.

Yang terpenting, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi antibiotik jika belum tahu benar penyakit yang Anda derita. Penyakit yang disebabkan oleh virus tidak membuhkan pengobatan dengan antibiotik karena justru akan membuat tubuh kebal terhadap pengobatan ini di kemudian hari.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."