8 Khasiat Melon untuk Kesehatan Mata dan Kulit

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi melon. Wikimedia.org

Ilustrasi melon. Wikimedia.org

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Di waktu makan siang ini, salah satu menu yang tidak boleh dilewatkan adalah konsumsi buah. Selain menyegarkan juga mengandung banyak gizi untuk tubuh. Contohnya buah melon yang mengandung kalori, karbohidrat, serat, protein, magnesium, dan potassium. Melon juga kaya akan vitamin C, vitamin B6, vitamin K, folat, dan yang tak kalah penting ialah melon tidak mengandung lemak sama sekali.

Buah melon tergolong tanaman Cucurbitaceae yang masih satu keluarga dengan semangka. Melon juga memiliki banyak jenis, misalnya honeydew, cantaloupe, muskmelons, melon mush, melon batu, melon Persia, dan lain-lain. Semuanya mengandung manfaat yang baik bagi tubuh. Selain itu buah melon kaya akan air sehingga dapat menuntaskan dahaga Anda. Rasanya yang manis sekaligus bebas lemak sehingga tidak akan membuat Anda kegemukan.

Anda dapat mengkonsumsi buah melon secara langsung atau diolah menjadi jus. Manfaat jus melon maupun buah melon secara keseluruhan tidak berbeda, asalkan tidak ditambah pemanis tambahan.

Berikut beberapa manfaat buat melon untuk kesehatan tubuh.

1. Menyehatkan kulit
Manfaat buah lemon lainnya berhubungan dengan kandungan vitamin C yang terdapat di dalamnya, yakni menyehatkan kulit. Vitamin C dapat mendorong produksi kolagen yang berperan dalam regenerasi kulit. Konsumsi 177 gram melon per hari diklaim bisa memenuhi 53 persen kebutuhan vitamin C harian Anda.

2. Meningkatkan sistem imun
Selain menyehatkan kulit, vitamin C juga dapat meningkatkan sistem imun. Bahkan, terdapat penelitian yang mengatakan konsumsi melon secara rutin dapat memperkecil risiko Anda terkena penyakit pernapasan, seperti pneumonia dan pilek.

3. Menyehatkan mata
Melon mengandung dua antioksidan yang kuat, yakni lutein dan zeaxanthin yang membuat mata lebih sehat dan mencegah mata rabun pada usia dini. Manfaat melon yang satu ini terutama bisa Anda dapatkan pada melon jenis honeydew yang banyak beredar di Indonesia.

ilustrasi buah melon(komunika online)

4. Menormalkan kadar gula darah
Konsumsi melon secara rutin terbukti mampu menjaga kadar gula darah tetap normal. Bahkan, Anda memiliki peluang terhindari dari diabetes 12 persen lebih besar dibanding orang yang jarang makan buah melon. Memang, karbohidrat dalam melon dapat meningkatkan kadar gula darah sementara. Namun kandungan serat dan nutrisi lain di dalam buah melon mampu menjaga kadar gula darah Anda tetap normal dalam jangka panjang. 

5. Menormalkan tekanan darah
Secara umum, banyak makan buah dan sayur memang menurunkan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Jika Anda rutin mengonsumsi melon, kandungan potasium di dalamnya akan membantu menjaga tekanan darah normal.

6. Menyehatkan tulang
Melon mengandung folat, vitamin K, dan magnesium yang terbukti mampu menguatkan tulang. Folat, misalnya, dapat menghancurkan enzim homosistin yang dapat mengurangi kepadatan tulang jika terkadung terlalu banyak di dalam tubuh. Sementara vitamin K pada melon dapat meningkatkan produksi protein dalam tulang yang disebut osteokalsin. Melon juga mengandung nutrisi lain yang juga dibutuhkan oleh tulang, seperti kalsium, fosfor, dan zinc, tapi jumlahnya sangat kecil.

7. Sebagai cairan elektrolit
Buah melon terdiri atas 90 persen air dan sisanya elektrolit, seperti potasium, magnesium, sodium, dan kalsium. Hal in membuat melon cocok dikonsumsi seusai berolahraga atau ketika Anda berada dalam masa penyembuhan karena melon mampu membuat Anda terhidrasi dalam jangka waktu yang lama.

8. Memperlancar pencernaan
Serat yang terdapat pada melon membantu saluran pencernaan agar bekerja lebih efektif dan merangsang pertumbuhan bakteri baik pada saluran cerna. Namun dibanding jenis buah lainnya, jumlah serat pada melon tergolong kecil, yakni hanya mencukupi lima persen dari kebutuhan harian.

SEHATQ

 
Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."