Kurang Tidur dan 4 Hal Ini Bisa Membahayakan Otak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi tidur. Unsplash.com/Kinga Cichewicz

Ilustrasi tidur. Unsplash.com/Kinga Cichewicz

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Otak merupakan salah satu organ yang kompleks dan berperan pesar di hampir semua fungsi tubuh. Otak itu sensitif dan kondisinya juga dipengaruhi oleh gaya hidup. Jadi, kebiasaan Anda minum air, olahraga hingga tidur bisa membahayakan atau meningkatkan kesehatan otak Anda.

Melansir laman Medical Daily, berikut ini lima kebiasan buruk bagi otak.

1. Kualitas tidur buruk

Tidak cukup tidur setiap malam untuk waktu yang lama dapat membahayakan otak, dan meningkatkan risiko gangguan neurologis. Selama tidur, tubuh bekerja untuk mengeluarkan racun dan produk sampingan lainnya dari otak. Kurang tidur kronis dapat menunda proses tersebut dan memungkinkan pembentukan zat berbahaya.

2. Kurang minum

Kekurangan air dalam tubuh tidak hanya berdampak pada kinerja fisik tetapi juga otak Anda. Dehidrasi dapat menyebabkan migrain, perubahan suasana hati, lekas marah, cemas, dan kelelahan. Otak mengandung air, dan saat tubuh mengalami dehidrasi volume organ akan berkurang dan memengaruhi fungsinya.

ilustrasi tidur (pixabay.com)

3. Menutup kepala saat tidur

Tidur dengan kepala di bawah selimut berpotensi membahayakan otak karena asupan oksigen berkurang. Saat menutup kepala dengan selimut, Anda bernapas di udara yang baru saja dihembuskan. Kurangnya oksigen yang mengalir ke otak dapat meningkatkan risiko demensia dan penyakit Alzheimer, menurut Capital FM.

4. Latihan mental dan fisik yang buruk

Menjaga pikiran dan tubuh dapat membantu meningkatkan kesehatan otak. Kurang olahraga akan memengaruhi daya ingat dan mungkin membuat Anda lebih mungkin menderita demensia. Beberapa kegiatan yang dikenal efektif untuk merangsang otak termasuk membaca dan bersosialisasi.

5. Stres

Stres kronis memicu produksi hormon steroid yang disebut kortisol. Memiliki kelebihan kortisol dalam tubuh telah dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon, kanker, pertambahan berat badan, penyakit jantung dan diabetes.

Stres juga dapat berpengaruh terhadap kelenjar adrenal. Anda mungkin mengalami kabut otak, kehilangan ingatan dan kecemasan.

ANTARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."