Stunting Bikin Perkembangan Otak Anak Terhambat dan Sulit Pulih

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi anak tidak konsentrasi saat belajar. shutterstock.com

Ilustrasi anak tidak konsentrasi saat belajar. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor menyebutkan perkembangan otak anak yang mengalami stunting atau kekerdilan tidak akan bisa pulih atau diperbaiki dengan asupan gizi setelah melewati usia 2 tahun.

"Yang dikhawatirkan dari stunting itu adalah bahwa perkembangan otak ini yang tidak bisa pulih," kata Guru Besar bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Profesor Ali Khomsan.

Dia menjelaskan bahwa dampak dari anak yang stunting bisa bersifat fisik dan nonfisik. Dampak fisik kekerdilan berpengaruh pada pertumbuhan fisik anak yang pendek, sementara dampak nonfisik adalah intelektual atau kemampuan berpikir anak yang tidak bisa tumbuh.

Baca juga:
Apa Itu Stunting dan Cara Terbaik Menangani Balita Stunting
Alasan Pencegahan Stunting Lebih Baik Sebelum Usia 2 Tahun

Pencegahan stunting bisa dilakukan sejak wanita berusia remaja agar tidak mengalami masalah gizi saat hamil, dan anak baru lahir hingga usia 2 tahun yang juga tidak memiliki masalah gizi. Jika pada saat remaja seorang calon ibu sudah mengalami masalah kesehatan, kemudian pada saat hamil kurang gizi, dan bayinya yang baru lahir tidak tercukupi gizinya bisa berpotensi mengalami stunting yang berpengaruh pada perkembangan otak dan pertumbuhan fisik.

Apabila seorang anak mengalami stunting, kemampuan intelektual atau IQ tidak akan bisa menyamai anak yang normal atau tidak mengalami kekerdilan. Namun Ali mengemukakan pertumbuhan fisik anak yang mengalami stunting masih bisa dikejar selama masa pertumbuhan hingga usia 18 tahun.

"Ketika makanannya semakin baik, anak itu pertumbuhannya akan baik. Tetapi yang tidak bisa dikembalikan adalah perkembangan otaknya. Oleh karena itu Insya Allah fisiknya juga bisa pulih, tapi otaknya barangkali yang harus diwaspadai," katanya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."