Jangan Buru-Buru Sikat Gigi Usai Santap Makanan Ini, Cek Faktanya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi gigi (pixabay.com)

Ilustrasi gigi (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Selain rutinitas sikat gigi dua kali sehari yang wajib kita patuhi, ternyata ada pula larangan untuk tidak buru-buru menyikat gigi usai menyantap makanan tertentu. Pasti Anda penasaran, bukan? Larangan ini bukan berarti membuat Anda malas menyikat gigi, melainkan agar menjaga email gigi. Sebab bila langsung sikat gigi usai mengonsumsi makanan ini bisa melemahkan email gigi Anda lebih cepat dibandingkan jika Anda baru saja menyikat gigi saat bangun tidur.

Melansir laman Well and Good, Dr Brian Kantor, dokter gigi kosmetik Lowenberg, Lituchy & Kantor di New York, Amerika Serikat, mengatakan bahwa menyikat gigi setelah makan sesuatu dengan kandungan tinggi asam atau gula tidak baik untuk email gigi atau lapisan luar gigi Anda.

“Makanan dengan kadar pH rendah — makanan asam seperti buah-buahan dan jus jeruk — sangat buruk,” katanya. "Tetapi kita juga harus waspada terhadap makanan manis yang bisa menempel pada gigi dan menetap di mulut Anda, bahkan setelah menyikat gigi. Contohnya saat mengisap permen bisa memicu banyak kerusakan gigi dalam waktu singkat."

Makanan-makanan tersebut bisa melembutkan email gigi Anda, bila Anda segera menyikat gigi usai menyantapnya. "Membilas dengan air setelah Anda makan atau minum sesuatu yang asam merupakan cara yang terbaik untuk menghilangkan partikel makanan dan bahan asam berbahaya dari mulut Anda."

Untuk amannya, Dr. Kantor merekomendasikan menunggu waktu 30 menit, barulah Anda sikat gigi. "Penting untuk diingat bahwa air liur Anda adalah salah satu pertahanan terbesar terhadap erosi dan gigi berlubang," tambahnya. "Biarkan tubuh Anda melakukan apa yang sudah diprogram secara alami, menetralisir apa Anda makan, lalu menyikat gigi."

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."