Bunda Wajib Tahu Panduan Imunisasi Bayi 0-18 Bulan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sebelum adanya imunisasi, banyak bayi dan anak yang meninggal karena penyakit seperti campak, cacar, batuk rejan, dan polio. Sebab itu, imunisasi bayi penting untuk dilakukan, terutama saat bayi berusia 0-18 bulan.

Baca juga: Sebab Vaksin HPV Diberikan kepada Anak Perempuan Usia SD

Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi dapat terjangkit penyakit tertentu karena tubuhnya belum cukup kuat untuk melawan penyakit tersebut. Selain dapat menyelamatkan nyawa, imunisasi dapat mencegah penyebaran penyakit kepada orang sekitar serta dapat menjamin bahwa ke depannya penyakit-penyakit tertentu tidak akan ada untuk menginfeksi generasi mendatang. 

Orangtua perlu memberikan imunisasi dasar dan imunisasi yang dianjurkan kepada bayi. Imunisasi dasar termasuk campak, polio, MMR, BCD, DTP, dan Hepatitis B. Selain imunisasi dasar, ada beberapa jenis imunisasi yang juga perlu dan diajurkan. Berikut adalah jadwal imunisasi yang dianjurkan untuk bayi berusia 0-18 bulan berdasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2017. 

1. PCV 
Vaksin PCV berperan untuk mencegah infeksi bakteri pneumokokus yang dapat menimbulkan penyakit meningitis infeksi darah, dan radang paru.  Imunisasi bayi dengan vaksin PCV diberikan sebanyak empat kali, yaitu saat bayi berusia dua bulan, empat bulan, enam bulan, dan saat berusia 12 sampai 15 bulan. Jika vaksin PCV diberikan saat bayi berusia tujuh sampai 12 bulan, maka imunisasi bayi untuk vaksi PCV perlu dilakukan sebanyak dua kali dengan rentang waktu dua bulan. 

2. Hib
Serupa dengan vaksin PCV, imunisasi bayi dengan vaksin Hib bertujuan untuk mencegah penyakit infeksi telinga, radang paru, meningitis, dan sebagainya.  Vaksin Hib hanya untuk menangkal penyakit yang disebabkan oleh bakteri Hib dan tidak dapat mencegah penyakit karena bakteri pneumokokus. Oleh karenanya vaksin PCV tetap perlu diberikan. Imunisasi bayi dengan vaksin Hib dilakukan sebanyak empat kali, yaitu saat bayi berusia dua bulan, tiga bulan, empat bulan, dan saat berusia 15 sampai 18 bulan. 

3. Rotavirus
Vaksin rotavirus berguna untuk mencegah diare yang disebabkan oleh rotavirus. Imunisasi bayi dengan rotavirus diberikan sebanyak tiga kali, yaitu saat bayi berusia dua bulan, empat bulan, dan enam bulan. Terdapat dua macam vaksin rotavirus yang akan diberikan sebelum bayi berusia satu bulan, yaitu vaksin rotavirus monovalen dan vaksin rotavirus pentavalen. 

Vaksin rotavirus monovalen diberikan dua kali, yaitu saat bayi berusia enam sampai 14 minggu. Dosis kedua akan diberikan setelah rentang waktu empat minggu dengan batas akhir pemberian vaksin saat bayi berusia 24 minggu. 

Pada vaksin rotavirus pentavalen, imunisasi bayi akan dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu saat bayi berusia enam sampai 14 minggu.  Dosis kedua dan ketiga akan diberikan setelah rentang waktu empat sampai 10 minggu dengan batas akhir pemberian vaksin saat bayi berusia 32 minggu. 

Baca juga: 4 Faktor Orang Tua Ragu Berikan Imunisasi untuk Anak

4. Influenza
Imunisasi bayi dengan vaksin influenza dilakukan setahun sekali dan dimulai saat bayi berusia enam bulan. Dosis vaksin influenza yang diberikan untuk bayi yang berusia enam sampai 36 bulan adalah 0,25 ml.

5. Varisela
Vaksin varisela dapat mencegah cacar air. Imunisasi bayi dengan vaksin varisela hanya dilakukan sekali saat bayi berusia 12 bulan sampai 18 tahun.

6. Japanese encephalitis
Imunisasi bayi dengan vaksin Japanese encephalitis berguna untuk mencegah infeksi virus Japanese encephalitis yang dapat menyebabkan penyakit radang otak. Imunisasi bayi dengan vaksin ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu saat bayi berusia 12 bulan dan saat berusia 24 bulan sampai tiga tahun.

Namun, terkadang vaksin hanya diberikan pada daerah endemis atau daerah yang rawan akan penyakit itu. Vaksin juga dapat diberikan kepada turis yang ingin mampir ke daerah tersebut. Jika orangtua menginginkan perlindungan jangka panjang, maka imunisasi bayi dengan vaksin Japanese encephalitis dapat diberikan satu sampai dua tahun setelah imunisasi awal. 

Imunisasi bayi dapat mengurangi biaya dan waktu yang hilang jika bayi mengalami penyakit tertentu yang menimbulkan kecacatan berkepanjangan pada bayi. Imunisasi bayi dapat menjadi investasi yang bagus untuk kesehatan anak ke depannya.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."