Sehatnya Biji Semangka, Begini Cara Mengolahnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi biji semangka. shutterstock.com

Ilustrasi biji semangka. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Saat memakan semangka, banyak orang yang mengeluarkan bijinya karena menganggapnya tidak dapat dimakan dan kurang gizi. Ada juga yang menyebut biji semangka yang termakan akan tumbuh di perut, yang tentu saja hanya mitos belaka.

Seperti dilansir Medical News Today, memakan biji semangka sebenarnya tak masalah karena ia akan melewati saluran pencernaan. Selain itu, biji semangka ternyata bergizi dan bisa menjadi camilan sehat untuk anak-anak. Satu ons biji semangka mengandung 160 kalori dan satu cangkir penuhnya bisa menambah 600 kalori ke asupan harian.

Biji semangka bisa menjadi sumber vitamin B, magnesium, dan protein setelah dipanggang. Biasanya, biji ini ditaburkan di salad atau ditambahkan ke campuran kacang-kacangan dan buah-buahan kering. Namun, sebaiknya singkirkan bagian hitam di bagian luar biji karena bisa menghalangi penyerapan nutrisi.

Artikel lain:

Tips Membeli Buah, Ketuk Apel dan Semangka dengan Jari
Resep Puding Busa Semangka yang Pasti Disuka Si Buah Hati

Anda perlu beberapa hari untuk menyingkirkan lapisan ini secara alami. Merendam biji semangka dalam air dan membiarkannya semalaman selama beberapa hari bisa menghilangkan lapisan hitam itu. Setelah itu, saring dan jemur di bawah sinar matahari.

Anda juga bisa memasukkan biji ini ke dalam oven bersuhu 162 derajat Celsius selama sekitar 15 menit atau lebih agar menjadi renyah untuk dimakan, meskipun ada sedikit penurunan jumlah gizi. Soal rasa, mirip dengan biji bunga matahari.

Tambahkan sedikit minyak zaitun dan garam agar menjadi camilan sehat. Menariknya, di Afrika Barat, minyak semangka dibuat dari biji dan disebut minyak otanga atau minyak kalahari. Minyak ini digunakan untuk memasak dan sebagai tambahan untuk salad.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."