Hari Kebersihan Menstruasi Dunia di saat Edukasi Masih Tabu

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi wanita sakit perut saat menstruasi. TEMPO/ Rosdianahangka

Ilustrasi wanita sakit perut saat menstruasi. TEMPO/ Rosdianahangka

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tanggal 28 Mei diperingati sebagai Hari Kebersihan Menstruasi Dunia untuk meningkatkan edukasi mengenai kebersihan menstruasi di seluruh dunia. Di Indonesia, edukasi mengenai menstruasi masih dianggap tabu dan tidak pantas. Padahal, edukasi mengenai kebersihan menstruasi bisa membantu menghindari penyakit ataupun penggunaan pembalut yang tidak higienis.

“Akses informasi, terutama di pedesaan, masih sangat rendah. Jadi, hari ini kita ingin menyebarkan edukasi mengenai menstruasi melalui media sosial, acara, dan sebagainya, agar bisa menjangkau masyarakat luas,” tutur Laisa Wahanudin, Ketua Pelaksana Harian Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL), di Kantorkuu Coworking Space, Jakarta Selatan, Selasa, 28 Mei 2019.

Baca juga:
5 Makanan Terbaik untuk Mengatasi Masalah Saat Menstruasi
Stres dan 5 Penyebab Siklus Menstruasi Tak Normal

Yayasan Plan Internasional Indonesia melakukan sebuah riset pada 2018 di SD dan SMP di Provinsi DKI Jakarta, NTT, dan NTB mengenai pengetahuan masyarakat terhadap menstruasi. Hasil riset menunjukkan bahwa sebanyak 63 persen orang tua tidak pernah memberikan penjelasan terkait menstruasi kepada anak-anaknya. Hal ini membuat perempuan merasa malu, bingung, dan panik saat pertama kali mengalami menstruasi.

Kurangnya edukasi mengenai menstruasi pada laki-laki juga membuat laki-laki merasa jijik atau ingin memalukan teman perempuan yang sudah menstruasi. Padahal, menstruasi adalah suatu hal yang sangat normal dan dialami oleh semua perempuan. Bila terus diejek saat sedang menstruasi, perempuan akan menghadapi masalah psikis, sampai tidak mau ke sekolah.

“Sementara di sekolah juga fasilitas kebersihan menstruasi masih memprihatinkan dan tidak ramah perempuan,” lanjut Laisa.

Fakta ini membuat murid perempuan tidak mengganti pembalut sampai lebih dari 8 jam karena tidak berani mengganti pembalutnya di sekolah. Padahal, pembalut harus diganti maksimal setiap 4-6 jam. Menggunakan pembalut terlalu lama bisa menyebabkan berbagai penyakit.

Di Hari Kebersihan Menstruasi Dunia ini, Jejaring AMPL melakukan kampanye Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) dengan kegiatan “Youth Festival: Action for Menstrual Hygiene Education”. Acara ini mengundang organisasi-organisasi remaja untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan menstruasi bagi masyarakat.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."