Pilih Mentega atau Margarin, Simak Dulu Penjelasan Berikut

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Pekerja mengoleskan mentega saat membuat kue kering di industri rumahan Pusaka Kwitang, Jakarta, Senin, 4 Juni 2018. Pusaka Kwitang yang merupakan usaha turun menurun sejak tahun 1990 adalah salah satu produsen kue kering yang mulai sibuk melayani pesanan. TEMPO/Muhammad Hidayat

Pekerja mengoleskan mentega saat membuat kue kering di industri rumahan Pusaka Kwitang, Jakarta, Senin, 4 Juni 2018. Pusaka Kwitang yang merupakan usaha turun menurun sejak tahun 1990 adalah salah satu produsen kue kering yang mulai sibuk melayani pesanan. TEMPO/Muhammad Hidayat

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak produk margarin terbuat dari bahan nabati walau beberapa di antaranya mengandung lemak trans yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Di sisi lain, produk susu berlemak tinggi seperti mentega mengurangi risiko obesitas dan masalah jantung tetapi kandungan lemak jenuhnya menyebabkan tekanan darah tinggi. Berikut penjelasan Medical Daily.

Margarin
Menurut Healthline, margarin menjadi pengganti mentega karena sebagian besar produk berbasis nabati. Margarin terbuat dari campuran air dan minyak nabati seperti kanola, kelapa sawit, jagung, kedelai, dan minyak zaitun. Namun, ada juga produk yang menggunakan susu dan komponen lain yang bersumber dari hewan seperti whey, kasein, dan laktosa.

Beberapa produk margarin juga mengandung pewarna dan perasa buatan, termasuk garam, yang berdampak buruk bagi tubuh. Margarin yang sehat terbuat dari ekstrak makanan murni. Namun, beberapa produk dibuat melalui hidrogenasi yang menghasilkan lemak trans yang berbahaya.

Lemak trans meningkatkan risiko penyakit jantung, kondisi neurogeneratif, dan bahkan kematian dini. Pihak berwenang di Amerika Serikat telah melarang penjualan produk-produk yang menggunakan lemak trans buatan. Namun Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat masih mengizinkan beberapa produk yang mengandung 0,5 gram lemak.

Baca juga:
Mengkonsumsi Mentega Tingkatkan Risiko Diabetes  
Bahaya Mengkonsumsi Mentega Setiap Hari

Mentega
Kathrine Zeratsky, R.D., L.D. dari Mayo Clinic mengatakan mentega terbuat dari lemak hewani sehingga kaya lemak jenuh. Satu sendok makan mentega mengandung 102 kalori, 11,5 gram total lemak, 11 persen vitamin A, 2 persen vitamin E, 1 persen vitamin B12 dan 1 persen vitamin K.

Jadi, meskipun tinggi kalori, mentega mengandung nutrisi penting bagi tubuh. Mentega juga sumber asam linoleat terkonjugasi yang baik, yang merupakan lemak hewani dalam daging dan produk susu. Asam ini bisa mengurangi pertumbuhan dan perkembangan kanker usus besar, payudara, kolorektal, lambung, prostat dan hati.

Selain itu, asam linoleat juga bisa meningkatkan fungsi kekebalan dan mengurangi lemak tubuh saat dikonsumsi sesuai anjuran ahli kesehatan. Jadi kesimpulannya, mentega dan margarin mengandung lemak jenuh dan lemak trans yang meningkatkan kadar kolesterol darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Namun, keduanya menyehatkan jika dikonsumsi dalam jumlah sedang.

Beberapa ahli menyarankan untuk hanya mengonsumsi margarin lembut dan cair yang tidak mengandung lemak trans buatan. Margarin direkomendasikan untuk mereka yang menganut diet vegan, walau mentega juga menyehatkan jika dikonsumsi dalam jumlah lebih sedikit.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."