Ahli Sarankan Ganti Menu Buka Puasa yang Manis dengan yang Sehat

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi Es Teh Manis. livestrong.com

Ilustrasi Es Teh Manis. livestrong.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Berbuka puasa dengan makanan dan minuman manis sepertinya sudah jadi kebiasaan umum yang dilakukan banyak orang. Misalnya dengan teh manis, es campur, kolak dan lainnya. 

Baca juga: Cinta Laura Masak Menu Buka Puasa Sehat Tanpa Nasi

Namun anggapan ini sebenarnya kurang tepat. Sebab, makanan manis malah dapat berdampak tidak baik bagi kesehatan. Karena itu, menjadi pilihan yang sebaiknya dihindari, terutama saat sahur ataupun berbuka puasa.

Dr. Phaidon L Touran, Praktisi Natural Health di Indonesia mengatakan selama ini masyarakat menyimpan persepsi bahwa berbuka itu sebaiknya dilakukan dengan menyantap makanan manis. Padahal yang tepat adalah berbuka dengan makanan yang sehat. Dia menyarankan berbuka dengan minuman yang mengandung elektrolit. Dalam hal ini, air kelapa tanpa gula atau jus buah segar, dibandingkan menyantap es teh manis atau kolak. 

Namun tenang, bukan berarti makanan manis tidak boleh disantap. Bagi yang tetap menghendaki makanan atau minuman manis dapat mengganti gula putih dengan bahan lain yang lebih menyehatkan bagi tubuh. "Hindari gula. Jika ingin tetap mengonsumsi yang manis ganti dengan gula aren atau madu," ungkap Dr. Phaidon.

Selain menghindari makanan manis, sangat disarankan untuk mengonsumsi buah, menyatap karbohidrat sehat seperti nasi merah dan pasta, serta mengurangi makanan berminyak seperti gorengan. Jangan lupa, pastikan tubuh mendapatkan asupan lemak sehat serta air putih yang cukup. 

Pasalnya, pilihan makanan turut menentukan kondisi dan tingkat energi dalam tubuh saat menjalani puasa. Dengan pilihan makanan menyehatkan tentunya juga meningkatkan kekhusyukan ibadah puasa sehingga optimal dan maksimal.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."