Wakil Ketua Kadin Nita Yudi: Punya Akun Facebook Langsung Usaha

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Wakil Ketua Umum Bidang Pemberdayaan Perempuan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Nita Yudi. TEMPO/M Taufan Rengganis

Wakil Ketua Umum Bidang Pemberdayaan Perempuan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Nita Yudi. TEMPO/M Taufan Rengganis

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak orang yang bingung bagaimana memulai bisnis. Menentukan jenis usaha apa, bagaimana mendapatkan modal, akan dijual ke mana, dan cara agar usaha tersebut berjalan secara simultan. Wakil Ketua Kadin Bidang Pemberdayaan Perempuan, Nita Yudi mengatakan, di era digital seperti sekarang, kekhawatiran seperti itu mestinya tak perlu terjadi.

Khususnya bagi perempuan yang ingin berbisnis, menurut Nita Yudi, tentunya sudah memiliki keterampilan tertentu sehingga tahu akan menjalankan bisnis apa. Perihal modal, tak perlu langsung menggelontorkan dana dalam jumlah besar karena harus mengetahui dan memahami kondisi pasar.

Dan untuk metode penjualannya, wanita bernama lengkap Dyah Anita Prihapsari, ini mengatakan para perempuan cukup memenuhi satu syarat, yakni punya akun media sosial. “Di era yang serba digital seperti sekarang, penggunaan ponsel pintar di Indonesia setidaknya mencapai dua hingga tiga kali lipat dari jumlah penduduk. Jadi, jika sudah punya alamat surat elektronik, Facebook, dan sebagainya, artinya sudah siap melakukan pemasaran digital,” kata Nita Yudi kepada Tempo di kantor Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Jakarta, pada awal Mei 2019.

Nita Yudi yang juga Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia atau Iwapi melanjutkan modal ‘lapak’ media sosial itu juga harus ditunjang dengan ilmu lainnya, misalnya bagaimana memanfaatkan fitur-fitur yang memudahkan perluasan jejaring pemasaran, menampilkan foto atau video tentang produk yang menarik bagi warganet, sampai pengetahuan literasi keuangan. “Karena itu dibutuhkan pelatihan-pelatihan untuk menambah wawasan mereka,” ujarnya.

Wakil Ketua Umum Bidang Pemberdayaan Perempuan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Nita Yudi. TEMPO/M Taufan Rengganis

Tak hanya jejaring pemasaran lewat media sosial, Nita Yudi menyarankan pengusaha perempuan memanfaatkan jalur pemasaran riil melalui lingkaran pertemanan seperti arisan atau pengajian, sampai mengikuti bazaar untuk mengenalkan produknya. Buat kelompok arisan atau pengajian, dia mengatakan, bolehlah diberi promosi contoh produk supaya mereka tahu seperti apa produk yang ditawarkan.

Jika bisnis yang digeluti sudah bertambah besar, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah berkolaborasi. Nita Yudi mencontohkan, ada pengusaha perempuan yang sukses menjual sambal botol. Namun karena usahanya masih berskala kecil atau industry rumah tangga, dia ‘kelabakan’ ketika ada pembeli yang memesan dalam jumlah banyak. Sebab itu, perlu bekerja sama dengan sesama pembuat sambal botol lainnya supaya dapat saling mengangkat bisnis sekaligus memuaskan pelanggan.

Ihwal jenis usaha yang cocok untuk perempuan dan mampu bertahan dari berbagai gejolak ekonomi, Nita Yudi menyarankan pilih bisnis kuliner local. “Bisnis ini selalu bersaing dan tidak terpengaruh dengan kondisi ekonomi,” katanya. “Karena setiap orang butuh makan.” Hanya saja, Nita Yudi menambahkan, perlu ciri khas sehingga mudah dikenal orang, misalnya dengan membuat combro kotak, kukis jengkol, dan lainnya.

RINI KUSTIANI | PANJI MOULANA

Artikel lainnya:
Karier Chika Jessica dari Presenter TV Hingga Bisnis Baju
Agnez Mo Menolak Terjebak Kesuksesan Sesaat, Nekat ke Amerika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."