Tips Meredam Konflik Antar Saudara dalam Berbagi Kamar

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi anak-anak/kakak-adik. Shutterstock.com

Ilustrasi anak-anak/kakak-adik. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Saudara kandung berbagi kamar tidur itu hal biasa. Namun urusan berbagi kamar tidur ini tak selalu berjalan mulus. Tak jarang, justru timbul konflik antara kakak dan adik.

Lantas, bagaimana cara orang tua menyikapinya? Craig Canapari, dokter anak dan Direktur Pusat Tidur Anak di Universitas Yale, Amerika Serikat, memberikan tips. Ia mengatakan idealnya anak-anak yang berbagi kamar berjenis kelamin sama dengan usia tidak terpaut jauh. Semakin jauh jarak usia kakak dan adik, semakin rentan timbul konflik. 

Soal jenis kelamin, sebenarnya tak ada larangan bagi anak yang berbeda jenis kelamin berbagi kamar. Bukan masalah karena berbagai alasan, misalnya keterbatasan ruangan, anak-anak berbeda jenis kelamin menghuni kamar yang sama. 

Tips lain:

Jenuh dengan Pacar, Selamatkan Hubungan dengan Tips Berikut

Tips Mudah Memperbaiki Suasana Hati dengan Cepat

Emily Kircher-Morris, konselor profesional bersertifikat dari St. Louis, Missouri, Amerika Serikat, mengungkapkan anak yang memasuki usia sekolah biasanya akan merasa kurang nyaman bila harus berganti pakaian di depan saudaranya yang berbeda jenis kelamin.

Namun, orang tua bisa menyediakan tempat khusus untuk berganti pakaian di dalam kamar. Keadaan ini sedikit berubah saat anak memasuki masa pubertas.

Ilustrasi anak menjambak rambut/bertengkar. Shutterstock.com

"Penting bagi anak memiliki ruang di mana mereka merasa nyaman dengan tubuh mereka ketika mengalami pubertas. Rasa khawatir akan citra tubuh pada masa remaja akan membuat anak merasa tidak nyaman atau tidak percaya diri dengan tubuh mereka dan berbagi kamar rentan meningkatkan rasa khawatir pada diri anak," papar Kircher-Morris. 

Agar anak tetap akur ketika berbagi kamar, Dr. Jennifer Guttman, psikolog klinis yang praktik di New York dan Connecticut, Amerika Serikat, menerangkan pentingnya memberi pemahaman kepada anak.

"Tanamkan kepada anak yang lebih tua untuk lebih fleksibel dalam situasi ini dan menjadi panutan positif untuk adiknya," ujarnya.

Di sisi lain, beri pengertian kepada adik untuk memberi waktu sendiri di kamar untuk kakak, terutama bila kakak telah memasuki usia remaja. Langkah berikutnya, orang tua harus memikirkan preferensi lingkungan tidur yang disukai anak, misalnya apakah kakak lebih suka tidur dengan lampu menyala sedangkan adik lebih suka keadaan gelap.

Untuk menjembatani perbedaan preferensi ini, Canapari menyarankan orang tua menyiapkan anak yang lebih kecil menyesuaikan dengan kebiasaan si kakak. 

“Sebaiknya adik terbiasa tidur di lingkungan sensorik yang sama dengan kakaknya sebelum dipindahkan ke kamar bersama kakaknya,” ujar Canapari.

Tujuannya agar kehadiran adik di kamar kakak kelak tidak dianggap sebagai gangguan oleh kakak. 

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."