Hindari Pilih Kasih pada Anak, Coba 5 Tips Berikut

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi keluarga piknik. poshkidsmag.com

Ilustrasi keluarga piknik. poshkidsmag.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perasaan mendapatkan perlakuan berbeda atau pilih kasih dari orang tua membuat anak cenderung mempunyai hubungan yang tidak dekat dengan saudaranya, baik semasa kanak-kanak maupun setelah dewasa. 

Sheri Madigan, asisten profesor sekaligus ketua penelitian di Determinants of Child Developments, Institut Penelitian Rumah Sakit Anak Alberta, Universitas Calgary di Kanada, mengatakan saudara kandung yang merasa mendapatkan perlakuan berbeda cenderung mempunyai hubungan yang tidak dekat, baik semasa kecil maupun setelah beranjak dewasa. 

Bagaimana cara agar orang tua bisa bersikap adil dan terhindar dari sikap pilih kasih terhadap anak-anak? Lima tips berikut bisa membantu menghindari sikap pilih kasih kepada anak.

Baca juga:
6 Tips Menyenangkan Hati Ibu Mertua

Tips agar Anak Suka Matematika

1. Sebagai pengingat, sikap pilih kasih biasanya muncul ketika orang tua mengalami tingkat stres yang tinggi. Dalam kondisi stres, Anda bisa bertindak di luar kendali, termasuk menjadi pilih kasih terhadap anak yang dirasa lebih mudah diatur daripada yang sulit diatur. Karenanya, upayakan untuk menghindari konflik dengan anak-anak ketika stres.

2. Dengarkan keluhan anak, jangan terlalu membela diri. Jika ada anak yang mengeluh bahwa Anda terlalu sering tidak berpihak kepadanya, cobalah berintrospeksi diri, barangkali anak memang benar dan Anda tanpa sadar sudah berbuat tidak adil kepadanya.

3. Terkadang, dalam situasi tertentu ada anak yang membutuhkan perhatian lebih banyak dari anak lain, misalnya ketika sedang sakit atau memerlukan kebutuhan khusus. Ketika hal ini terjadi, berikan penjelasan kepada anak lain bahwa saudaranya sedang membutuhkan perhatian yang lebih. Jika perlu, ajaklah dia untuk membantu merawat saudaranya yang sedang sakit agar tumbuh perasaan empati.

4. Hindari kebiasaan membanding-bandingkan anak. Mungkin sudah secara alamiah orang tua akan berkata, “Mengapa kamu tidak bisa diam seperti kakakmu?” atau “Lihat adikmu, dia tidak pernah membuat kekacauan seperti ini!” Anak memang terlahir dengan membawa sifat yang berbeda sehingga tidak adil jika mereka harus dibanding-bandingkan dengan orang lain, termasuk dengan saudara sendiri.

5. Upayakan mengatur waktu untuk menghabiskan saat berkualitas dengan masing-masing anak. Misalnya, sediakan waktu satu jam bersama masing-masing anak untuk melakukan hal-hal yang paling mereka sukai agar anak merasakan perhatian penuh tanpa harus berbagi dengan saudaranya. 

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."