Cara Membedakan Sifat Manipulatif dan Menjengkelkan Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com

Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Orang tua kerap mengecap anak bersifat manipulatif kala melontarkan alasan yang tidak masuk akal, seperti tiba-tiba mengantuk ketika disuruh membereskan mainan atau lelah berlebihan saat baru disuruh berjalan sebentar.

Namun, bisa jadi anak hanya bersikap menjengkelkan supaya keinginannya terkabul. Lantas, bagaimana cara membedakan kedua sifat anak itu?

Anak yang manipulatif mampu mengontrol perilaku orang lain dan memprediksi reaksi orang lain terhadap perbuatan mereka. Namun, umumnya perkembangan anak belum sampai pada tahap tersebut.

Artikel lain:

Yuk Bangun Rasa Percaya diri Anak dengan Kiat Berikut
Pakar Sebut Pentingnya Mendidik Anak agar Tahan Banting

Profesor psikologi asal Universitas Yale di Amerika Serikat, Dr. Alan Kazdin, menjabarkan kebanyakan perilaku anak hanyalah tingkah menyebalkan demi mendapatkan apa yang mereka inginkan, dikenal pula dengan istilah “hadiah yang tidak disengaja”. Artinya, perilaku orang tua yang memenuhi keinginan anak demi menghindari perilaku menjengkelkan anak atau menjauhkan anak dari tantrum. 

Perilaku disebut manipulatif ketika anak berdebat atau terus mengeluh tentang semua hal yang menyangkut peraturan dan tanggung jawab. Anak akan terus-menerus mengalihkan perhatian orang tua dari kenyataan dengan pertanyaan mengapa.

Anak akan menghadap orang tua dengan berbagai alasan mengapa mereka tidak perlu, tidak harus, dan tidak bisa melakukan sesuatu. Atau anak beralasan mengapa suatu peraturan sangat bodoh, tidak adil, atau tidak penting. 

Bukan tidak mungkin, anak juga akan menipu orang tua dengan berjanji macam-macam, berbohong, membuat alasan, menunda-nunda sampai bernegosiasi. Segala cara diusahakan hingga orang tua menyerah dan anak memperoleh keinginannya. 

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."