Saran Dokter buat yang Ingin Membeli Produk Kecantikan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi belanja kosmetik. Boldsky

Ilustrasi belanja kosmetik. Boldsky

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dengan perkembangan industri kecantikan, semakin banyak jenis produk yang ditawarkan ke masyarakat. Namun, tidak semua produk kecantikan itu aman untuk digunakan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli produk kecantikan untuk memastikan kalau produk tersebut aman untuk digunakan.

“Produk yang bagus itu perlu progress, jangan yang instan. Kalau dibilang memberikan hasil seminggu, dua minggu, itu harus dipertanyakan,” jelas dr. Lilis Rohaeni, dokter estetik dan pendiri Aeni Skincare Clinic, di peluncuran produk kecantikan Thailand Giffarine di Jakarta Selatan, Senin, 11 Maret 2019.

Artikel lain:

Shandy Aulia Luncurkan Produk Kosmetik, Namanya SA Naturel

Bila ada produk kecantikan yang menawarkan hasil instan, langkah selanjutnya adalah untuk memeriksa bahan yang ada di dalam produk.

“Cari produk-produk yang menggunakan komposisi buah dan juga rempah-rempah, produk yang mengandung bahan buah itu bagus untuk kulit,” lanjut Lilis.

Dia mengingatkan untuk tidak terpengaruh iklan produk yang menawarkan hasil instan. Hindari produk kecantikan yang memiliki bahan alkohol karena tidak bagus untuk kulit.

Jika tidak yakin dengan bahan pada produk yang ingin dibeli, sebaiknya lakukan riset terlebih dulu, bisa dengan melihat ulasan dan informasi mengenai produk. Sebaiknya membeli produk yang sesuai dengan jenis kulit, karena itu sebelumnya juga harus mengetahui jenis kulit sendiri.

“Kalau membeli produk yang tidak sesuai dengan jenis kulit, itu malah bisa merusak kulit,” tutur Lilis. Karena itu, lebih baik untuk melakukan riset terlebih dulu. Dengan tiga cara ini, Anda bisa menghindari penggunakan produk kecantikan yang berbahaya untuk kulit.

Baca juga:

Intip Belanja Produk Kecantikan Generasi Milenial dan Gen X

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."