Intip Belanja Produk Kecantikan Generasi Milenial dan Gen X

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi belanja kosmetik. Boldsky

Ilustrasi belanja kosmetik. Boldsky

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menjaga kecantikan adalah keharusan buat perempuan. Punya losion untuk melembapkan tubuh, produk pembersih wajah, pelembap, dan lipstik menjadi beberapa perlengkapan kecantikan paling sederhana. Dan untuk memenuhi semua itu tentu membutuhkan uang untuk belanja produk kecantikan.

Baca juga:
Harga Perawatan Rambut Iis Dahlia Keok Dibanding Putrinya
Taylor Swift dan 3 Seleb Ini Punya Kebiasaan Unik Soal Kecantikan

Sebuah survei yang dilakukan ZAP Beauty Index menunjukkan berapa banyak uang yang dihabiskan perempuan untuk belanja produk kecantikan. Dari survei yang dilakukan terhadap 17.889 perempuan Indonesia tampak bahwa perempuan generasi milennial atau mereka yang berusia 24-35 tahun rata-rata membelanjakan uang sebesar Rp 600 ribu sampai Rp 1 juta per bulan untuk membeli produk kecantikan.

Adapun generasi X atau perempuan di atas 35 tahun mengeluarkan uang Rp 1 - 3 juta per bulan untuk membeli produk kecantikan. "Pengeluaran untuk produk kecantikan, mode, dan perawatan di luar kebutuhan sehari-hari itu paling besar," kata Yosanova Savitry, Head of Hi-tech & Consumer Industry MarkPlus Inc di Qubicle Center Senopati, Jakarta Selatan, Senin 20 Agustus 2018.

Ilustrasi belanja kosmetik. Boldsky

Perbedaan generasi juga membuat perempuan memiliki prioritas yang berbeda dalam alokasi belanja. Perempuan berusia 18 tahun ke atas rata-rata mengeluarkan kurang dari Rp 1 juta untuk belanja kebutuhan sehari-hari, dan menyisihkan 40 persen dari uang belanja bulanan untuk membeli produk fashion dan kecantikan. Namun secara keseluruhan, perempuan mengeluarkan paling sedikit 20 persen dari total uang belanja bulanan untuk membeli produk fashion dan kecantikan.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."