CANTIKA.COM, Jakarta - Brand fashion lokal, TYGA meluncurkan store pertamanya pada 11 Juli 2025 di Pondok Indah Mall 3 lantai 2. Tempat yang mulai dikenal sebagai City of TYGA ini diharapkan menjadi ruang generational hub, di mana setiap generasi bisa bertemu lewat ketertarikan yang sama, baik itu melalui passion, atau lifestyle-nya. Bersama, membangun sebuah komunitas kolektif.
Koleksi pertama TYGA; UNSTIGMATIZED dirancang dengan kualitas dan craftsmanship tingkat tinggi, akan dirilis secara bertahap dalam 15 special release. Masing-masing desain-nya memiliki narasi tentang kejujuran terhadap diri sendiri, dan terbebas dari penilaian sosial.
Artikel Terkait:
Sebastian Gunawan Hadirkan Koleksi The Sign, Rayakan Identitas Diri
"Kita sering dengar orang yang sudah berumur bilang 'I used to be…' sekarang, kami berharap tidak perlu reminiscing lagi, semua bisa tetap keren, bisa relevan, berapa pun umurnya," papar Niccolas Lim, Creative Director TYGA melalui siaran pers kepada Cantika, 23 Juli 2025.
Sesuai namanya, koleksi ini hadir untuk mereka yang tak terpengaruh dengan penilaian orang tentang gaya, cara membawa diri, hingga cara menjalani hidup. Untuk mereka yang percaya satu hal: live and let live (vivre et laisser vivre).
Menurut Niccolas TYGA lahir dari keresahan terhadap dunia yang terus membatasi manusia dalam ekspektasi dan norma sosial. Pihaknya melihat begitu banyak individu yang terjebak dalam stigma sosial, ekspektasi budaya, dan label yang membatasi jati diri.
UNSTIGMATIZED: Berekspresi Tanpa Ragu
Artikel Terkait:
Solusi Jemuran Praktis, Cek 5 Produk Andalan dari Baritoindo
Brand fashion lokal, TYGA meluncurkan store pertamanya pada 11 Juli 2025 di Pondok Indah Mall 3 lantai 2/Foto: Doc. TYGA
Tema UNSTIGMATIZED dipilih sebagai koleksi perdana karena kami ingin memulai dari inti: kebebasan identitas. Filosofinya sederhana namun fundamental, setiap orang berhak tampil dan merasa utuh tanpa harus menyesuaikan diri dengan norma sempit. TYGA adalah wadah untuk identitas yang tidak dihakimi, tidak dibatasi, dan tidak perlu dimaklumi.
Benang merah koleksi UNSTIGMATIZED terletak pada visual wajah-wajah yang disensor, bukan semata elemen estetika, melainkan sebuah pernyataan. Di banyak produk, wajah model secara sengaja ditutup, umumnya menggunakan elemen kotak orange sebagai simbol penyamaran identitas. Tujuannya adalah mengalihkan fokus dari label usia, gender, atau stereotip, dan mengajak audiens untuk melihat lebih dalam pada konteks, bukan identitas.
Sebagai contoh, dalam beberapa tampilan, orang mungkin mengira itu sosok anak muda karena pakaian dan aktivitas yang diasosiasikan dengan generasi muda. Namun setelah diperhatikan lebih dekat, ternyata itu adalah figur orang tua, atau sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa ketika identitas luar disamarkan, kita cenderung lebih terbuka dan tidak cepat menghakimi.
Desainnya tetap kasual dan mudah dikenakan, namun menyimpan pesan kuat di setiap detailnya: bahwa siapa pun, tanpa memandang usia atau gender, berhak mengekspresikan dirinya secara bebas. Inilah yang menjadikan setiap rilisan dalam UNSTIGMATIZED terasa personal, namun tetap relevan secara universal.
"Kami percaya bahwa casual wear bukan sekadar soal usia, tetapi tentang bagaimana pakaian dapat merepresentasikan kejujuran dalam ekspresi diri. Dalam proses kurasi, kami secara sadar menghindari pendekatan yang terlalu bergantung pada tren sesaat. Sebaliknya, kami memilih siluet dan material yang nyaman, namun tetap memiliki struktur dan karakter," ucapnya.
Desain pakaian yang dihadirkan bersifat statement namun tidak berlebihan, kuat secara visual, namun tetap subtil dalam penyampaian pesan. Pendekatan ini memungkinkan setiap generasi merespons dengan cara yang relevan secara personal, tanpa merasa dibatasi oleh norma gaya tertentu. Bukan karena desainnya modis, tetapi karena terasa autentik dan menyatu denga identitas pemakainya.
Pendekatan TYGA terhadap material, warna, dan siluet selalu berangkat dari narasi yang ingin disampaikan. "Untuk koleksi UNSTIGMATIZED, kami memilih material yang memiliki keseimbangan antara kenyamanan dan struktur, seperti cotton heavy-weight, teknik washed untuk efek lived-in, serta aksen detail seperti exposed seam dan raw edge yang mencerminkan kejujuran," ucap Niccolas.
Dari sisi warna, palet yang digunakan didominasi oleh tone netral dan earthy, dengan emphasis elemen orange sebagai simbol City of TYGA, ruang imajiner di mana semua ekspresi diterima. Warna-warna tersebut dipilih untuk memperkuat nuansa inklusif dan tidak menghakimi, membebaskan pemakainya dari asosiasi visual yang terlalu spesifik pada usia atau gender.
Pilihan Editor: Koleksi Brand Fashion Claude, Pilihan Tepat untuk Gaya Sehari-hari
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika