Alasan Shireen Sungkar Tak Mau Memberi Anak Label Negatif

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Shireen Sungkar bersama suaminya, Teuku Wisnu dan ketiga anak mereka. Instagram.com/@shireensungkar

Shireen Sungkar bersama suaminya, Teuku Wisnu dan ketiga anak mereka. Instagram.com/@shireensungkar

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pesinetron Shireen Sungkar sudah mengantongi jurus jitu agar bersabar menghadapi putra-putrinya. Shireen dan suaminya, Teuku Wisnu, menanamkan kepada diri, mengurus anak adalah kenikmatan yang tidak akan berulang. 

“Aku mensyukuri apa pun yang aku terima, termasuk soal anak, bahwa aku masih bisa memberikan perhatian sepenuhnya kepada mereka, tinggal di tempat di mana masih ada fasilitas untuk ibu dan anak yang cukup lengkap. Karena di tempat lain, di medan perang misalnya, banyak yang tidak seberuntung kita,” ujar Shireen.

Artikel lain:
Kata Teuku Wisnu saat Shireen Sungkar Berniat Main Sinetron Lagi

Untuk mengusir rasa ribet dan lelah, Shireen mencoba mengingat hal-hal yang menyenangkan dalam membesarkan buah hati. Bintang sinetron “Cinta Fitri” ini juga menghindari membentak, apalagi sampai melabeli anak dengan sifat tertentu. 

Shireen Sungkar. Instagram.com/@shireensungkar

 “Aku pernah mengalami itu, makanya sebisa mungkin aku tidak melakukannya kepada anak-anakku. Anak itu tidak boleh dilabeli, apalagi dilabeli yang negatif seperti anak cengeng, anak bandel, dan sebagainya. Aku percaya ucapan ibu adalah doa. Sebagai ibu aku harus menjaga ucapanku agar yang terlontar hanyalah perkataan baik,” terang putri Mark Sungkar ini. 

Artikel lain:
Minyak Telon, Kiat Shireen Sungkar Mendekatkan Diri dengan Anak

Selain itu, Shireen percaya bahwa anak akan luluh dengan kelembutan, bukan dengan kekerasan. Dengan diperlakukan seperti itu, harapannya anak-anaknya akan tumbuh sebagai orang yang lembut hati dan sabar. 

“Anak pasti meniru apa yang orang sekitarnya lakukan. Kalau ia sering melihat orang tuanya berlaku kasar, suka marah, bukan tidak mungkin anak meniru. Jadi, sabar dan lembut adalah kuncinya. Meski ribet, suatu saat kita akan merindukan (fase) ini ketika anak-anak semakin dewasa. Nikmati saja,” paparnya.  

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."