Kata Feng Shui Mengenai Tahun Babi Tanah: Banyak yang Baper

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Feng Shui. macauholiday.com

Feng Shui. macauholiday.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tahun Baru Imlek pada 5 Februari 2019 merayakan perubahan tahun dari Tahun Anjing ke Tahun Babi Tanah. Pakar Feng Shui, Jenie Kumala Dewi, menjelaskan kalau di Tahun Babi Tanah ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, dari sisi keluarga, pekerjaan, dan bahkan sampai politik.

Jenie menjelaskan kalau Tahun Babi Tanah ini akan menjadi tahun yang lambat, berarti tidak akan mendapatkan hasil langsung. “Fokus ke pekerjaan jangan cepat-cepat, nanti hasilnya tidak memuaskan,” tutur Jenie, di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis, 7 Februari 2019.

Baca juga:
Mengintip Analisa Feng Shui di Tahun Babi Tanah
Kata Feng Shui, Ruang Makan adalah Jantung Rumah. Cek Maksudnya

Tahun Babi Tanah ini biasanya menyarankan orang-orang untuk menanam keberuntungannya agar melimpah di akhir tahun. Artinya, harus menanam waktu dan energi di awal tahun untuk menikmatinya di akhir tahun.

“Banyak sekali keluarga-keluarga yang terlalu sibuk, akhirnya jadi bingung. Tahun babi ini adalah tahun kesejukan. Ada hokinya bila berjalan dengan waktu,” lanjut Jenie.

Karena itu, di tahun ini Jenie menyarankan orang untuk sabar dan fokus pada hal-hal penting. Jenie mengatakan kalau tahun ini banyak yang baper atau singkatan dari bawa perasaan, yaitu orang yang membawa perasaan ke publik.

Dengan perkembangan media sosial, Jenie melihat kalau semakin banyak orang yang menjadi sensitif, terutama karena internet membuat semua hal berjalan dengan cepat, banyak orang yang kesulitan untuk fokus pada satu hal.

“Karena media sosial, banyak orang baper. Karena itu sebaiknya kita menata keluarga dulu, syukur-syukur bisa membawa keuntungan,” jelasnya.

Artikel lain:
Analisa Feng Shui dari Pakar, Cek Apa Saja yang Bakal Beruntung

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."