Mom Shaming, Efek Psikologis dan Pengaruh pada Pengasuhan Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi ibu dan anak berbelanja. shutterstock.com

Ilustrasi ibu dan anak berbelanja. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perilaku mengritik seorang ibu dengan tujuan membuatnya malu atas keputusan yang berhubungan dengan pola asuh anak atau mom shaming kerap terjadi. Tindakan ini sering dianggap sepele.

Faktanya, mom shaming punya dampak besar terhadap kondisi psikologis ibu. Tak jarang, dampak ini berimbas pada pengasuhan anak.

Mom shaming bisa terjadi pada siapa saja. Pelakunya mulai dari orang terdekat hingga yang tidak kita kenal di media sosial.

Baca juga:
Cara Ibu Mengatasi Mom Shaming Supaya Tidak Bikin Stres

Penelitian tentang mom shaming pernah dilakukan Rumah Sakit Anak C.S. Mott di bawah naungan Universitas Michigan, Amerika Serikat, terhadap 475 ibu yang memiliki anak usia 0 sampai 5 tahun di negeri itu. Penelitian yang dilakukan pada 2017 ini menyimpulkan 61 persen ibu pernah menerima kritik tentang cara pengasuhan mereka. 

Kebanyakan pelakunya justru dari pihak keluarga, dari pasangan hingga orang tua maupun mertua. Masih menurut penelitian tersebut, 70 persen ibu dikritik terkait cara mendisiplinkan anak.

Kritik tentang pola makan, pola tidur, keputusan menyusui langsung, keamanan, dan perawatan anak juga diterima para ibu ini. Kesimpulannya, kebanyakan ibu merasa tidak mendapat saran yang membangun dari orang lain dan lebih banyak disalahkan.

Artikel lain:
Memprihatinkan, Pelaku Mom Shaming Kebanyakan Orang Terdekat

Hampir setengah dari para ibu ini mengaku kritik membuat mereka ragu akan pilihan pola asuh mereka. Perasaan tertekan para ibu korban mom shaming ini rentan berujung pada rasa cemas dan depresi. Apalagi, bila korbannya adalah para ibu baru yang masih berupaya menumbuhkan rasa percaya diri dalam mengasuh buah hati mereka. 

“Kritikan ini kerap terbawa selama bertahun-tahun dan ini bisa memicu perilaku kimiawi otak yang abnormal. Ekspektasi budaya yang tinggi akan membuat rasa malu semakin kuat dan tertanam mendalam secara emosional serta akan lebih sulit dipulihkan,” kata dokter medik bersertifikasi, Richard A. Honaker, seraya menambahkan mom shaming secara tidak langsung bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak. 

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."