Ahli Gizi Ingatkan Pentingnya Sarapan buat Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi anak sarapan (pixabay.com)

Ilustrasi anak sarapan (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kesibukan di pagi hari sering membuat kita melupakan sarapan atau bahkan berpikir kalau minum jus, teh, susu, kopi, dan minuman lain sudah cukup untuk menjadi pengganti sarapan. Padahal, banyak penelitian yang membuktikan bahwasarapan memiliki banyak manfaat, terutama untuk anak.

Ahli gizi Dr. Rita Ramayulis menjelaskan alasan sarapan yang sehat dan bergizi sangat penting untuk pertumbuhan anak.

Baca juga:

Sarapan itu Penting, Tapi Ingat Waktu dan Menu yang Tepat

“Dengan mengonsumsi makanan saat sarapan, kita bisa merasakan manfaat yang lebih, baik dari sisi fisiologis maupun psikologis,” tutur Rita di Jakarta Selatan, Selasa, 29 Januari 2019.

Proses sarapan di pagi hari dapat meningkatkan kemampuan kognitif, seperti daya ingat dan fokus, dua hal yang sangat penting untuk perkembangan anak. Hal tersebut disebabkan oleh proses pengolahan makanan yang berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan koordinasi pergerakan motorik kasar di sekitar mulut, yang dapat menstimulasi jantung yang bertugas memompa darah.

Meningkatnya peredaran darah dapat membuat distribusi oksigen dan zat-zat gizi menjadi lebih baik dan kerja otak juga akan meningkat. Data dari Nestle Indonesia menunjukkan kalau 26 persen anak di Indonesia hanya mengonsumsi minuman dan hanya 10,6 persen anak Indonesia yang rutin sarapan sehat dan seimbang.

Artikel lain:
Sarapan Instagramable, Coba Resep One Bite American Breakfast

Konsumsi sarapan yang sehat dengan rutin tidak hanya bagus untuk perkembangan anak tetapi membantu mengurangi risiko berbagai penyakit, salah satunya diabetes.

“Karenanya, pilihlah menu sarapan dengan bijak, misalnya berupa makanan yang mengandung multigrain, serat pangan, vitamin, dan mineral,” lanjut Rita.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."