3 Sebab Orang Enggan Memilah Sampah dan Cara Mengajaknya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi Sampah Plastik. shutterstock.com

Ilustrasi Sampah Plastik. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melestarikan lingkungan. Misalnya dengan menerapkan gaya hidup minim sampah (zero waste). Biasanya gaya hidup selain mengurangi jumlah sampah, kebiasaan lainnya adalah memilah sampah. Namun tak sedikit yang menganggap gaya hidup ini sulit.

Baca juga: 3 Tips Mudah Kurangi Sampah Plastik

Penggiat gaya hidup minim sampah, Dwi Sasetyaningtyas (Tyas) mengatakan banyak faktor yang menyebabkan seseorang ogah memilah sampah. Berdasarkan diskusi dengan penulis buku Menuju Rumah Minim Sampah, DK Wardhani, Tyas mengungkapkan setidaknya ada 3 alasan seseorang enggan memilah sampah.

Yang pertama, karena faktor tidak tahu. "Menurutku, aku enggak pilah sampah sejak kecil karena aku enggak tahu. Aku merasa itu bukan tanggung jawabku. Sampai duduk di bangku sekolah, yang diajarkan adalah buang sampah pada tempatnya, bukan pilah sampah. Aku enggak dapat pendidikan tentang memilah sampah itu," ujar wanita yang mulai memilah sampah sejak 2 tahun silam ini.

Tyas menyebutkan ada juga orang yang belum tahu bahwa memilah sampah itu perlu. Mereka ini mengira nantinya sampah tersebut akan dipilah orang lain. Padahal jika sampah tidak dipilah dan terlanjur kotor serta tercemar, sampah yang awalnya bisa didaur ulang akan berakhir di tempat pembuangan akhir. Karena sampah tersebut tidak memiliki nilai lagi.

Tyas mengajak masyarakat memilah sampah di Instagram-nya (Instagram)
(Instagram) 

Berlanjut ke faktor kedua, yaitu mereka yang belum tersentuh hatinya. Mereka ini yang sudah tahu pentingnya memilah sampah namun tidak melakukannya. "Kuncinya, sentuh hati orang tersebut dengan sesuatu yang menjadi perhatian mereka. Misalnya, ada orang yang terenyuh ketika melihat hewan yang terjerat sampah plastik. Atau, ada yang melihat dari sisi kesehatan seperti mikroplastik yang berbahaya kalau masuk ke tubuh," papar penulis blog bertemakan keberlanjutan dan pemilik akun Instagram @Sustaination ini.

Yang terakhir adalah faktor rasa malas. Kelompok ini sudah tahu tentang pentingnya memilah sampah dan terketuk hatinya tapi belum memiliki niat. Tyas mengingatkan pentingnya untuk memahami faktor-faktor tersebut ketika akan mengajak orang lain untuk peduli pada lingkungan. "Kalau ada yang tidak tahu, segera beri tahu. Kalau sudah tahu tapi masih enggak bergerak, ketuk hatinya dengan apa yang menjadi perhatian mereka," ujar Tyas.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."