5 Mitos dan Fakta Seputar Bayi Tabung

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Dini Pramita

google-image
Ilustrasi bayi. Pixabay.com

Ilustrasi bayi. Pixabay.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dokter ahli bayi tabung Ivan Sini mengatakan satu dari sepuluh pasangan di Indonesia mengalami masalah infertilitas. Menurut Ivan, salah satu yang membuat tindakan bayi tabung di Indonesia minim adalah merebaknya sejumlah mitos yang membuat ngeri para pasangan.

Baca: Ingin Pilih Program Bayi Tabung atau Inseminasi, Cek Dulu Bedanya

Padahal, menurut dia, bayi tabung merupakan salah satu terobosan teknologi di bidang kesehatan, khususnya terkait dengan kesuburan, yang lahir 40 tahun lalu. Sejak saat itu, sudah delapan ribu bayi lahir berkat teknologi yang disebut in vitro fertilisation (IVF) ini. Sementara itu di Indonesia, hingga 2011, ada lima ribu tindakan bayi tabung yang sudah dilakukan.

Mitos tersebut adalah

1. Bayi tabung adalah jalan terakhir.
Anggapan bayi tabung adalah jalan terakhir membuat pasangan yang sudah 'menyerah' memutuskan ikut program ini ketika sudah melewati usia keemasan sistem reproduksi.
Faktanya, program bayi tabung juga berkejaran dengan waktu. Semakin cepat pasangan mengakses bayi tabung selama dalam masa emas sistem reproduksi, semakin cepat diketahui kondisi kesuburan keduanya, semakin besar kemungkinan untuk hamil.

Baca juga: Gangguan Kesuburan Sering juga Dialami Pria, Apa Faktornya?

2. Memamakan waktu lama dan sulit.
Faktanya, teknologi di bidang IVF berkembang pesat. Pengambilan telur tidak lagi melalui pembedahan, cukup dengan kateter khusus dan pembiusan ringan tanpa luka. Dalam waktu seminggu, keberhasilan pembuahan sudah dapat diketahui.

3. Angka keberhasilan yang rendah.
Faktanya, angka keberhasilan pembuahan alami pada pasangan dengan gangguan fertilitas hanya sebanyak lima persen setiap bulannya. Angka itu bisa meningkat hingga 10 kali lipat dengan bayi tabung.

4. Biaya yang mahal.
Banyak pasangan yang mengakses layanan bayi tabung setelah melewati lima hingga sepuluh tahun usia pernikahan dan mencari beragam pengobatan alternatif selama masa tersebut. Biaya bayi tabung yang jadi solusi terakhir dianggap mahal jika dibandingkan dengan pengobatan alternatif tersebut.
Faktanya, jika pasangan tersebut lebih awal mengakses program bayi tabung, biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan kehamilan lebih rendah dan relatif tidak membuang-buang waktu.

Artikel lainnya: 
Kenali Jenis Tuberculosis yang Mempengaruhi Kesuburan Wanita

5. Kualitas program bayi tabung di Indonesia rendah.
Faktanya, menurut Ivan, keunggulan program bayi tabung di Indonesia diakui oleh seluruh negara-negara di Asia. "Indonesia ini top 3 di Asia Tenggara soal kualitas,” kata dia.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."