Tips Nabung untuk Ikut Bayi Tabung

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Dini Pramita

google-image
Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perencana keuangan Ligwina Hananto mengatakan pasangan yang berpendapatan sedang bisa mengikuti program bayi tabung yang berbiaya Rp 40 -70 juta tanpa terbelit masalah finansial. Caranya adalah dengan menabung. 

Baca: Ingin Pilih Program Bayi Tabung atau Inseminasi, Cek Dulu Bedanya

Ligwina mengatakan mengikuti program bayi tabung tidak mustahil bagi pasangan dengan pendapatan gabungan Rp 10 juta per bulan. "Syaratnya cerdik. Cerdik mengelola keuangan, cerdik mengubah cara pandang mengenai nilai yang ditabung," kata dia. Bahkan, CEO Quantum Magna ini berani mematok dalam kurun dua tahun pasangan tersebut dapat segera merealisasikan program bayi tabung.

Yang pertama harus dilakukan adalah menghitung nominal yang harus ditabung. Misalnya estimasi biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp 50 juta, maka dalam setahun nominal yang harus ditabung sebesar Rp 25 juta. "Dipecah lagi jadi dua sekitar Rp 13 juta. Nah, yang dipikirkan adalah bagaimana mengejar angka tersebut sehingga tidak terbebani ketika menabung sebesar Rp 2,2 juta per bulan," kata dia.

Baca juga: Tertarik Program Bayi Tabung? Ini Biaya yang Harus Dipersiapkan

Sembari menghitung estimasi biaya, kata dia, pasangan tersebut dapat mengevaluasi kembali aset-aset yang dapat dinominalkan. "“Banyak yang tidak sadar ternyata sudah memiliki aset atau simpanan lain yang mendekati cash, misalnya tabungan emas,” kata dia. Aset ini dapat mengurangi besaran yang harus ditabung per bulan atau dijadikan tabungan setelah si anak lahir kelak.

Namun, menurut Ligwina, pasangan tidak perlu ngoyo mencari keuntungan dengan berinvestasi. “Tujuannya kan dekat, kalau ngebut sekali lalu di tengah jalan ada apa-apa, risikonya malah lebih besar," kata dia. Jadi, dia berujar, lebih baik parkir saja supaya tidak nabrak, aman secara finansial.

Hal lain yang mesti dilakukan adalah memangkas pengeluaran gaya hidup dan memperhatikan persiapan keuangan ketika kehamilan berhasil terjadi hingga sang anak lahir. “Selama dalam masa kehamilan kita harus pintar memindahkan pos satu ke pos lain, misalnya memindahkan pos nongkrong sampai malam untuk belanja makanan bergizi,” kata dia. Lalu di masa kehamilan inilah pasangan mesti menyiapkan dana untuk melahirkan dan pendidikan.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."