Saran Oscar Lawalata Supaya Motif Batik Tak Diklaim Negara Lain

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi Batik. TEMPO/Aris Andrianto

Ilustrasi Batik. TEMPO/Aris Andrianto

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Batik merupakan kekayaan bangsa Indonesia dan sudah diakui oleh dunia. Setiap 2 Oktober, kita memperingati Hari Batik Nasional sebagai tanda ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh organisasi PBB, UNESCO.

Baca: Hari Batik Nasional, Mattel Luncurkan Barbie Batik Kirana

Selain di Indonesia, batik juga lahir di negara tetangga, seperti Malaysia dan Afrika. Di ajang Miss Grand International 2018 yang berlangsung pekan lalu, sempat terjadi perdebatan karena kontestan dari Malaysia memakai busana batik motif parang, yang selama ini masuk dalam ragam batik Indonesia.

Menanggapi hal itu, perancang busana Oscar Lawalata mengatakan seharusnya setiap negara menampilkan budaya dan membawa nama negara masing-masing di pentas internasional. Ketimbang sibuk mengkritik orang lain, Oscar Lawalata memberikan saran apa yang bisa dilakukan untuk menegakkan identitas sekaligus melestarikan batik Tanah Air.

"Sebenarnya kita harus berkaca dulu, apa yang bisa dilakukan? Apakah kita sudah mendokumentasikan semua motif batik Indonesia? Apakah ada buku rujukan tentang motif batik itu? Dan apakah buku itu sudah beredar di tingkat dunia? Mau tidak mau memang harus ada pengakuan publik," kata Oscar Lawalata seusai pameran Batik for the World 'Menuju 1000 Kain' di Jakarta.

Jika sudah mengenalkan batik Indonesia ke dunia internasional, Oscar Lawalata mengatakan, barulah dunia tahu tentang orisinalitas batik di Tanah Air. "Kalau hanya kita yang tahu, lalu marah-marah, di luar sana juga enggak tahu motif parang itu ada di Indonesia. Karena itu, kita seharusnya yang memberi tahu dulu," ucap Oscar Lawalata.

Artikel lainnya: Hari Batik 2018, Tips Pakai Batik yang Keren

Dia mencontohkan kimono selama ini dikenal sebagai busana dari Jepang. Dengan begitu, tak ada satupun negara yang bisa mengklaim kalau kimono itu berasal dari negara selain Jepang. "Jadi, kalau tiba-tiba dicontek negara lain, semua orang toh sudah tahu kalau kimono itu dari Jepang," kata Oscar Lawalata.

Selain menyarankan adanya buku yang mendokumentasikan motif batik agar dikenal warga dunia, Oscar Lawalata juga mengingatkan pentingnya pembenahan museum batik. Museum ini menjadi sarana pengenalan terhadap batik beserta aneka motifnya yang bisa dilihat dan dirasakan secara langsung.

AURA

Baca juga: Mencuci Batik, Ikuti Tips dari Desainer Barli Asmara

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."