Tips Belanja Agar Bahan Makanan Tak Rusak dalam Mobil

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi sayuran. TEMPO/Iqbal Lubis

Ilustrasi sayuran. TEMPO/Iqbal Lubis

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Musim kemarau menyebabkan udara terasa panas. Hawa panas membuat bahan makanan pun cepat rusak. Apalagi kadang ibu-ibu terlalu lama menaruh bahan makanan yang mereka beli di dalam mobil, entah karena setelah belanja masih ada urusan lain atau macet dalam perjalanan pulang.

Perlu diingat, daging dan ikan segar merupakan bahan makanan yang paling rentan rusak jika terkena panas. 

“Naiknya temperatur membuat bakteri berkembang biak lebih cepat, terutama yang menyebabkan racun pada makanan,” ungkap James E. Rogers, Ph.D., Direktur Pemeriksaan Keamanan Makanan di Consumer Reports, organisasi nirlaba yang menguji bahan makanan serta melakukan riset terkait kesehatan konsumen di Amerika Serikat. 

Artikel lain:
3 Alasan Tak Gunakan Plastik untuk Wadah Makanan
Tingkatkan Suasana Hati dengan 4 Makanan Alami Berikut
Yang Suka Makanan Korea, Kamu Dapat Sumber Probiotik Alami
Sereal dan 8 Makanan Ini Tak Baik untuk Sarapan

Itu sebabnya memperhatikan cara membungkus dan meletakkan belanjaan, terutama bahan makanan, segar sangat penting. Tujuannya agar daging tidak cepat busuk dan sayuran tidak mudah layu. 

#Belanja di urutan terakhir
Kadang ibu tidak mau rugi. Mumpung keluar rumah, dua tiga kegiatan dilakukan sekaligus, dari menghadiri undangan pernikahan, belanja bulanan, hingga arisan dilakukan dalam sehari.

“Jika dalam satu hari Anda bepergian ke beberapa tempat, termasuk belanja bulanan, pastikan aktivitas belanja ditempatkan di urutan terakhir,” saran Suzanne Driessen, pakar keamanan makanan dari Universitas Minnesota, Amerika Serikat. 

Kalaupun terpaksa ada kegiatan lain setelah belanja, ia mengingatkan agar Anda memilih lokasi parkir yang tidak terpapar matahari langsung.

“Pilihlah tempat parkir yang teduh,” tambah Driessen.

#Buat urutan belanja yang benar
Ibu-ibu umumnya juga gemar menyusuri satu per satu rak di pasar swalayan, melihat-lihat barang, sehingga acara belanja bulanan berlangsung hingga berjam-jam. Inilah pentingnya membuat skala prioritas, mana benda yang boleh diletakkan di keranjang belanjaan terlebih dulu dan mana yang harus diambil sebelum menuju kasir. Bahan makanan segar seperti sayur, buah, dan daging harus diambil paling akhir agar tidak terlalu lama berada di keranjang belanjaan.

#Minta es batu
Daging sapi, ikan, dan ayam biasanya tidak bisa berada di luar lemari es lebih dari dua jam. Jangka waktu ini bisa lebih pendek jika diletakkan di tempat bersuhu panas seperti bagasi mobil, apalagi jika terparkir di tempat panas. Ketika membeli daging dan ikan segar, jangan lupa meminta es batu untuk memperpanjang masa kesegaran daging serta ikan selama di perjalanan. Ingat, jangan samakan es batu dengan lemari es. Anda tetap tidak boleh berlama-lama meletakkannya di dalam mobil karena es akan mencair.

Ilustrasi daging sapi beku. livestrongcdn.com

#Bungkus dengan benar
Pastikan untuk membungkus makanan sesuai kategori. Jangan pernah mencampur daging, ayam, ikan, dan bahan makanan beku dengan sayur, buah, atau bahan makanan mentah lain untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang. Daging-dagingan sangat rentan menyebarkan bakteri. 

#Jangan letakkan di bagasi
Bagasi merupakan area paling panas di mobil. Ironisnya, kebanyakan orang meletakkan belanjaan di bagasi. Padahal, meletakkan bahan makanan di dalam mobil menentukan seberapa lama akan bertahan. Sebaiknya letakkan belanjaan nonmakanan seperti sabun atau peralatan dapur di bagasi sementara bahan makanan segar seperti sayur, buah, dan daging diletakkan di kabin atau di bagian paling sejuk. Jika memungkinkan, jangan letakkan di lantai karena bagian itu juga panas.

“Saya selalu meletakkan tas belanjaan di jok mobil karena bahan makanan akan lebih tahan lama jika terkena sirkulasi udara. Jangan membungkusnya terlalu ketat atau manfaatnya karena sirkulasi udara,” saran Driessen.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."