Obat Luka yang Bikin Perih Tanda Bekerja, Mitos atau Fakta?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi wisata ramah anak. Anak-anak sedang bermain di  Taman Lembang, Jakarta Pusat, Selasa, 12 Juni 2018. (Foto: Tempo/Francisca Christy Rosana)

Ilustrasi wisata ramah anak. Anak-anak sedang bermain di Taman Lembang, Jakarta Pusat, Selasa, 12 Juni 2018. (Foto: Tempo/Francisca Christy Rosana)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Luka sekecil apapun sebenarnya tidak bisa dianggap sepele dan perlu ditangani dengan cara yang benar. Langkah pertama dalam proses penanganan luka adalah membersihkan luka dengan untuk mencegah infeksi.

Ketika membersihkan luka, rasa perih kemudian menjalar dan umumnya membuat anak-anak meronta atau setidaknya meringis menahan sakit. Banyak yang berpikir kalau rasa perih itu wajar terjadi dalam proses pengobatan. Terlebih ketika sudah diberi obat, perih yang kian mendera dianggap sebagai tanda obat sedang bekerja. Padahal ada cara lain mengobati luka tanpa rasa perih.

Dokter spesialis luka, Adisaputra Ramadhinara mengatakan penggunaan cairan antiseptik untuk membersihkan dan mengobati luka sudah tepat karena efektif dan aman buat kulit. "Jangan sampai terjadi infeksi karena akan menghambat proses pemulihan," kata Adisaputra di Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, Rabu 5 September 2018.

Sebagai seorang dokter spesialis luka bersertifikasi yang pertama dan satu-satunya di Indonesia, Adisaputra menjelaskan kalau rasa perih bukan indikasi obat bekerja. "Jika bisa membersihkan luka dengan tidak perih, kenapa harus memilih yang sebaliknya? Anggapan bahwa obat pembersih luka yang semakin perih itu semakin bagus adalah mitos," kata dia.

Setiawan Saputra, Marketing Manager Hansaplast; Tyna Kanna Mirdad, beauty and parenting influencer; Holger Welters, President Director PT Beiersdorf Indonesia dan Dr. Adisaputra Ramadhinara, Certified Wound Specialist Physician, di Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, Rabu 5 September 2018 (Tempo/Astari P Sarosa)

Di klinik dan rumah sakit, dia melanjutkan, penggunaan obat pembersih luka yang mengandung Polyhexanide atau PHMB dipilih karena tidak meninggalkan noda, tidak berbau, dan tidak menimbulkan rasa perih. "Kandungan PHMB dalam pembersih luka yang secara umum digunakan di klinik dan rumah sakit kini tersedia dalam bentuk semprotan dan dijual bebas tanpa resep dokter," kata Setiawan Saputra, Marketing Manager Hansaplast saat peluncuran Hansaplast Spray Antiseptik.

Setiawan menjelaskan semprotan antiseptik ini aman digunakan pada semua umur, bahkan pada luka di wajah. Hanya saja, ibu hamil trimester pertama harus meminta rekomendasi dokter sebelum menggunakan produk seharga Rp 44.450, ini.

Baca juga:
3 Bahan Alami untuk Mengatasi Memar atau Lebam

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."