Hijab Sport Asian Games 2018: Tutup Aurat, Nyaman, Berprestasi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi angkat besi wanita berhijab. nisaanetwork.net

Ilustrasi angkat besi wanita berhijab. nisaanetwork.net

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Gaya hijab para atlet perempuan di ajang Asian Games 2018 menarik perhatian publik. Mereka berhasil mengukir prestasi tanpa meninggalkan keyakinan tentang kewajiban menutup aurat. Selain itu, urusan busana yang menutup aurat ini tentu harus mengutamakan kenyamanan dan menunjang pergerakan bagi para atlet.

Baca juga:
Aneka Model Hijab Atlet Putri Afganistan di Asian Games 2018

Beberapa atlet perempuan berhijab dari Indonesia yang berhasil menyabet medali emas pada Asian Games 2018 antara lain Aries Susanti Rahayu, Lestari Puji, dan Fitriyani di cabang olahraga panjat tebing; Puspa Arumsari dan Sarah Tria Monita untuk cabang olahraga pencak silat; dan Defia Rosmaniar di cabang olahraga taekwondo.

Ketika bertanding, ada yang memilih menggunakan hijab sport yang bentuknya seperti jilbab ninja, ada juga yang memakai hijab instan. Plihan model hijab yang dipakai tergantung kenyamanan dan bagaimana busana itu menunjang pergerakan atlet tersebut.

Atlet panjat tebing Indonesia, Aries Susanti Rahayu mengibarkan Bendera Merah Putih setelah berhasil meraih medali emas pada kategori speed di Asian Games 2018. ANTARA/INASGOC/Iwan Cheristian

Sekarang semakin banyak hijab sport yang memang dibuat untuk memenuhi kebutuhan para atlet muslimah. Pada Olimpiade 2012 yang berlangsung di London, Inggris, Sarah Attar adalah satu dari dua wanita yang mewakili Arab Saudi yang tampil dengan hijab. Di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, empat tahun kemudian, seragam Sarah Attar dirancang oleh perusahaan dari Oregon, di Amerika Serikat, bernama Oiselle.

Di Hari Wanita Internasional 2016, perusahaan pakaian olahraga asal Denmark, Hummel, mengusung tema 'Mengubah Dunia Melalui Olahraga', meluncurkan seragam baru untuk tim sepak bola wanita Afghanistan. Ini adalah perusahaan olahraga pertama yang memasukkan opsi hijab sebagai bagian dari kit tim. Item hijab sport dari seragam ini juga dijual ke publik.

Pesilat Indonesia, Puspa Arumsari, membentangkan bendera Merah Putih saat merayakan kemenangan setelah meraih medali emas nomor tunggal putri pencak silat seni Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018. ANTARA/INASGOC/Melvinas Priananda

Merek Capster yang menjual hijab olahraga sejak 2001, telah membuat banyak perempuan muslim berpartisipasi dalam olahraga dengan lebih nyaman. Desain syal dari perusahaan Kanada, ResportOn, juga menjadi salah satu alasan mengapa federasi taekwondo internasional mengizinkan wanita muslim turun dalam turnamen. Perusahaan-perusahaan ini memberi ruang bagi para wanita muslim untuk partisipasi di bidang olahraga.

Adapun merek busana olahraga Nike baru saja mengeluarkan hijab sport mereka tahun ini. Mengutip laman Nike, hijab sport ini menggunakan bahan poliester yang ringan dan berpori super kecil agar sirkulasi udara berjalan lancar sehingga tidak panas saat dipakai. Ada ikatan elastis yang bisa disesuaikan dengan kepala pemakai dan jenis olahraganya.

Bahan yang digunakan di leher didesain untuk menghilangkan gesekan dan iritasi yang dapat terjadi ketika seorang atlet berkeringat. Atlet angkat besi perempuan dari Uni Emirat Arab, Amna Al Haddad termasuk atlet yang memberikan saran pada Nike mengenai desain yang diinginkan dan dibutuhkan atlet perempuan yang menggunakan hijab.

Artikel lainnya:
Delegasi Asian Games 2018 Belanja, Apa yang Diborong?
Cerita Isyana Sarasvati Saat Bikin Lagu Asian Games 2018

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."