Siswi SMA Terancam Lumpuh Setelah Squat Jump, Jangan Gegabah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Mesin tiket kereta gratis bagi penumpang yang melakukan 30 kali squat jump di Stasiun Vystavochaya, Moskow. Digitaltrends.com

Mesin tiket kereta gratis bagi penumpang yang melakukan 30 kali squat jump di Stasiun Vystavochaya, Moskow. Digitaltrends.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Seorang siswi SMA di Mojokerto, Jawa Timur terancam lumpuh setelah melakukan squat jump sampai 120 kali. Kejadian ini bermula saat siswi tersebut terlambat datang untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan pelatihnya memberikan hukuman squat jump.

Setelah melakukan squat jump, siswi itu merasa kebas pada kedua kaki hingga ke pangkal tulang belakang. Dia diduga mengalami gangguan berupa saraf tulang belakang terjepit.

Apakah squat jump tidak aman dilakukan karena berpotensi menyebabkan cedera? Atau ada rambu tertentu sebelum melakukannya?

Gerakan squat jump pada dasarnya dilakukan dari posisi jongkok kemudian melompat. Saat dipraktikkan, maka bobot tubuh bertumpu pada punggung dan lutut dalam posisi jongkok. Jika sampai salah posisi, aktivitas ini rentan menyebabkan cedera pada kedua bagian tubuh ini.

ilustrasi squat jump (dok. tabloidbintang.com)

Setelah melompat maka tekanan ada pada lutut. Bila dilakukan berulang kali dengan posisi melompat dan mendarat yang salah, maka berisiko melemahkan lutut dan mempengaruhi gerak tubuh. Terlebih jika melakukan squat jump secara berlebihan dan tanpa pemanasan.

Mengenai potensi cedera setelah melakukan squat jump bisa berbeda-beda, tergantung pada tingkat kebugaran dan rutinitas fisik seseorang. Sebelum melakukan gerakan squat jump atau olah tubuh apapun, sangat disarankan untuk pemanasan selama beberapa menit.

Pastikan juga tubuh dalam keadaan bugar saat melakukan aktivitas fisik apapun. Jika punya gangguan sendi, jangan memaksakan gerakan tertentu dan sebaiknya berkonsultasi ke dokter.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."