Ayo Jaga Lingkungan dengan Belanja Cermat

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi belanja kosmetik. Boldsky

Ilustrasi belanja kosmetik. Boldsky

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Isu seputar lingkungan selalu terdengar berat. Padahal, isu ini dekat dengan kehidupan sehari-hari. Lingkungan yang baik akan menciptakan kualitas hidup yang lebih baik.

Untuk menjaga lingkungan pun tak sulit. Yang paling utama mulailah dengan kebiasaan membaca. Telitilah kandungan apa saja yang ada di dalam produk yang kita gunakan sehari-hari. 

Artikel lain:
Valerina Daniel Ajak Anak Cinta Lingkungan, Caranya Inspiratif
Tips Fashion dan Makeup Ramah Lingkungan Ala Valerina
Daniel

"Berbelanjalah dengan cermat, cerdas, dan penuh pertimbangan tapi bukan pelit melainkan lebih bijak memilih ukuran, kemasan, kandungan kimia dalam produk yang dibeli, terutama jika Anda memiliki balita," papar aktivis lingkungan yang bergelut di isu toksik, Yuyun Ismawati Drwiega. 

Yuyun mengingatkan untuk menghindari produk-produk yang mengandung BPA, PFOA, triklosan, merkuri, dan phthalate.

"Jangan pula membuang baterai bekas pakai dan sampah elektronik lain sembarangan. Letakkan di dropbox khusus e-wastes," tambah wanita peraih Goldman Environmental Prize tahun 2009 ini. 

Baca juga:
Beauty Influencer Sara Robert Berbagi Tips Belanja Online Makeup
3 Pertimbangan Perempuan Saat Belanja Kebutuhan Bayi Lewat Online

Kebiasaan baik dan sederhana lain berikut juga bisa dilakukan:
- Bawa tas belanja kecil dari rumah, jika perlu bawa juga beberapa wadah atau container.

- Ketika membuang kemasan yang masih bisa didaur ulang dalam keadaan bersih atau dicuci terlebih dulu.

-  Buang sampah pada tempatnya.

- Jika memungkinkan, komposkan sampah organik di rumah, bisa di dapur atau di pekarangan rumah. Bila tidak ada jasa pengangkutan sampah, bawa sendiri sampah-sampah ke bandar pemulung, bank sampah terdekat, atau TPS terdekat.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."