Dampak Patah Hati pada Otak dan Jantung, Ayo Segera Move On

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi Patah Hati. (indiatimes)

Ilustrasi Patah Hati. (indiatimes)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ketika merasa kecewa karena patah hati atau putus cinta, suasana hati langsung berubah. Orang yang mengalami patah hati menjadi murung, sedih, dan kehilangan semangat. Spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit YPK Mandiri Jakarta Pusat, Arief Wibowo mengatakan patah hati bukan hanya membuat perasaan sakit, namun juga menyerang otak.

Baca juga:
3 Cara Mengobati Patah Hati karena Putus Cinta
Patah Hati Tak Selalu Bikin Galau, Ini 6 Manfaatnya

Arief Wibowo menjelaskan patah hati menyerang ventral tegmental atau bagian otak yang bertugas memotivasi dan menumbuhkan romantisme. Patah hati juga berdampak pada nucleus accumbens dan korteks orbitofrontal atau otak bagian depan yang berhubungan dengan fungsi keinginan dan adiksi.

"Bagian lain yang terimbas adalah korteks insular dan anterior cingulate yang berkaitan dengan rasa sakit dan panik," kata Arief Wibowo. "Jatuh cinta dan patah hati membuat bagian-bagian otak mengalami perubahan fungsi."

Ketika patah hati, Arief Wibodo mengatakan kadar hormon kortisol meningkat dan merusak sel-sel otak. Kondisi ini membuat otot bengkak, dada sesak, leher terasa kaku, dan akhirnya sistem kekebalan tubuh menurun. "Patah hati itu kondisi psikis yang bisa berdampak pada penyakit fisik. Jika dampaknya ke organ dalam, sebaiknya pasien dibawa ke dokter spesialis penyakit dalam. Kalau tidak berdampak ke kesehatan fisik, konsultasi dengan psikiater atau psikolog," ucap Arief Wibowo.

Ilustrasi putus cinta. Shutterstock.com

Jika patah hati menurunkan kesehatan fisik, biasanya dokter spesialis penyakit dalam akan bekerja sama dengan psikolog dan psikiater agar pasien mendapat penanganan yang komprehensif. Jika rasa kecewa atau patah hati semakin berlarut-larut, tak menutup kemungkinan orang tersebut mengalami penumpukan plak di pembuluh darah jantung.

Artikel lainnya: Cara Sandra Olga Menghibur Diri Setelah Patah Hati

"Mereka yang patah hati biasanya malas beraktivitas, makan banyak dan menunya asal-asalan, melampiaskan kekecewaan dengan mengkonsumsi alkohol dan tembakau," kata Arief Widodo. "Kalau sudah begini, jantung taruhannya."

Sebab itu, dia menyarankan agar setiap orang segera move on atau bangkit dari kekecewaan dan patah hati. Tetap berpikir positif dan menjalani pola hidup sehat, termasuk menjaga durasi tidur selama 6 hingga 8 jam setiap hari. "Ini penting untuk menekan produksi hormon kortisol di masa-masa kelam. Jika dada terasa nyeri, segera cek ke dokter," ucap Arief Widodo.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."