Terlalu Sering Menyimpan Rahasia dari Pasangan, Ini Dampaknya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi pasangan saling buang muka. shutterstock.com

Ilustrasi pasangan saling buang muka. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak orang menjaga rahasia dari pasangannya karena berbagai alasan. Terutama bagi wanita, ada rasa enggan untuk menyakiti pasangannya atau merusak hubungan, dan karena itu memutuskan untuk menyimpan rahasia dari pasangan. Bahkan, orang yang sudah menikah biasanya menjaga rahasia agar bisa menghindari opini dari pasangan.

Dikutip dari Psychology Today, psikolog Beth Easterling dari Universitas Tennessee, Amerika Serikat, menjelaskan alasan dan arti bila orang suka menyimpan rahasia dari pasangannya. Salah satu alasannya adalah adanya rasa malu dengan pasangan. Mereka umumnya merasa sesuatu yang dilakukan tidak hanya akan membuat pasangan mereka tidak setuju, tetapi juga kehilangan kepercayaan.

Artikel lainnya:

Semakin Mesra dengan Bulan Madu Kedua

10 Sebab Pasangan Muda Ogah Menikah

3 Proses Baikan dengan Pasangan yang Selingkuh

 

Sebuah rahasia sebenarnya dapat membantu membuat pasangan tetap dekat dengan satu sama lain. Biasanya rahasia termasuk hal-hal tentang seksualitas, melanggar aturan, yang bila terbuka dengan pasangan dapat mengubah persepsi mereka.

Sedangkan jenis rahasia yang paling merusak, adalah rahasia yang akan membuat pasangan tidak menyetujui Anda. Tetapi dengan melindungi rahasia-rahasia ini, membuat pasangan tidak memiliki gambaran lengkap tentang Anda dan kekurangan yang Anda miliki. Semakin lama menyimpan rahasia dari pasangan, semakin sulit untuk mempertahankannya, dan semakin membahayakan jalur komunikasi di antara kalian.

Namun, Beth Easterling juga menjelaskan kalau terkadang perlu merahasiakan beberapa hal untuk melindungi hubungan kalian, biasanya rahasia yang melindungi pasangan dari rasa sakit yang tidak diperlukan.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."