Puasa Bukan Cuma Urusan Makan dan Minum, Perhatikan Juga Tidur

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi wanita melihat telepon genggang atau handphone di tempat tidur atau saat ingin tidur. shutterstock.com

Ilustrasi wanita melihat telepon genggang atau handphone di tempat tidur atau saat ingin tidur. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Orang yang puasa menahan diri dari makan dan minum serta segala sesuatu yang membatalkannya. Selain urusan makan dan minum, puasa Ramadan juga diisi dengan ibadah salat tarawih pada malam hari dan bangun sebelum subuh untuk santap sahur. Ritme tubuh berubah dan membutuhkan penyesuaian.

Baca juga:
Puasa tapi Berat Badan Malah Naik, Apa yang Salah?
Anak Bisa Menularkan Ajaran Puasa, Contoh Anak Ibas dan AHY

Ahli nutrisi dari Nestle Indonesia, Eka Herdiana mengatakan kurang tidur bisa mempengaruhi kelancaran puasa. "Akibatnya tidak fokus dalam menjalankan kegiatan sehari-hari karena otak tidak segar lantaran kurang tidur," ujar wanita yang disapa Diana itu dalam acara Nutrion Quotient bertajuk ‘Fast and Fabulous di Almond Zucchini, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 30 Mei 2018.

Tak cuma mempengaruhi kerja otak, Diana melanjutkan, tidur yang cukup dibutuhkan oleh pencernaan karena memberikan kesempatan tubuh melakukan detoksifikasi. Dan saat terbaik untuk tubuh melakukan detoksifikasi adalah saat tidur di malam hari. "Tidur yang cukup membantu mengembalikan sel tubuh yang rusak," katanya.

Bangun tidur di tengah malam. Ilustrasi

Untuk waktu tidur, Diana mengingatkan agar jangan langsung tidur setelah sahur. "Tidur setelah makan akan mempengaruhi kerja lambung. Lambung bisa perih dan jadi mual," kata dia. Adapun durasi yang sesuai untuk anak-anak adalah 8 sampai 10 jam sehari, sedangkan orang dewasa selama 6 sampai 8 jam sehari.

YATTI FEBRI NINGSIH

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."