Hamili Siswi SMP, Simak Risiko Hamil Saat Remaja

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Publik dikejutkan dengan informasi seorang siswa SD hamili siswi SMP. Peristiwa yang terjadi di Tulungagung, Jawa Timur, ini terungkap ketika orang tua siswi SMP tersebut memeriksakan kondisi kesehatan putrinya ke Puskesmas. Dari situ diketahui remaja perempuan ini sedang hamil 6 bulan.

Baca juga:
Vicky Shu Hamil, Berat Badan Naik 15 Kilogram
Putri Marino Merasakan Fisiknya Berubah, Positif Hamil

 

Bagi banyak remaja, urusan hubungan intim menjadi misteri dan memantik rasa ingin tahu. Mereka belum bisa berpikir panjang apa dampak jika sampai nekat melakukannya. Dan perempuan menjadi pihak yang paling dirugikan karena mesti menanggung malu sekaligus tanggung jawab membesarkan anak di dalam kandungan.

Perempuan yang hamil saat remaja juga punya risiko yang harus dia dan bayinya hadapi. Mengutip dari Livestrong, berikut ini beberapa risiko saat hamil muda.

# Berat badan bayi rendah
Ibu remaja cenderung melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah. Sbuah studi pada April 2007 yang diterbitkan dalam "International Journal of Epidemiology" menunjukkan ibu berusia 10 - 19 tahun memiliki kemungkinan untuk melahirkan bayi berat rendah, sekitar 14 persen, dibandingkan dengan ibu yang berusia 20-24 tahun.

Bayi yang lahir dengan berat badan rendah memiliki risiko kesehatan tinggi, terutama pada organ jantung, paru-paru, dan otak. Walaupun beberapa bayi yang lahir dengan berat rendah bisa saja sehat dan tidak memiliki masalah kesehatan, ini adalah kondisi serius dan salah satu risiko paling besar dari kehamilan pada remaja.

# Lahir prematur
Ketika wanita melahirkan di usia remaja, mereka berisiko tinggi melahirkan bayi prematur. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam "British Medical Journal" pada November 2014 menemukan kelahiran prematur lebih mungkin terjadi pada ibu remaja daripada wanita yang melahirkan di usia 20-an atau awal 30-an. Lahir prematur adalah penyebab utama kematian bayi.

# Anemia
Ibu remaja memiliki risiko lebih besar mengalami anemia selama hamil. Anemia berhubungan dengan defisiensi zat besi dan jika terjadi saat hamil dapat menimbulkan masalah bagi ibu dan bayi, misalnya meningkatnya risiko kelahiran prematur dan kesulitan selama persalinan.

# Depresi postpartum
Memiliki bayi saat masih remaja bisa meningkatkan risiko depresi postpartum. Ibu remaja memiliki risiko dua kali lebih besar untuk mengalami depresi postpartum dibandingkan dengan ibu dewasa, menurut artikel Mei 2014 di "BMC Pregnancy and Childbirth."

Depresi postpartum adalah gangguan mood pada ibu baru dan dapat terjadi kapan saja di tahun pertama setelah melahirkan. Wujud dari depresi paskamelahirkan ini bisa terlihat dari emosi yang tak stabil, murung, sedih, susah tidur, dan cemas. Dalam kondisi yang parah, ibu bisa saja berpikir untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."